Sabtu 06 Nov 2021 14:05 WIB

Banjir Susulan Kembali Terjang Wilayah di Kabupaten Melawi

BPBD Kabupaten Melawi telah mendirikan posko-posko pengungsian.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Ilustrasi banjir.
Foto: Www.freepik.com
Ilustrasi banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, MELAWI -- Bencana banjir yang sempat terjadi pada Senin (4/11) kembali merendam empat desa yang berada di dua kecamatan di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Banjir tersebut merupakan banjir susulan dari persitiwa sebelumnya yang terjadi pada 4 Oktober lalu. 

"Iya, ini banjir susulan dari kejadian Oktober kemarin. Sempat surut tetapi hanya 2 pekan," kata Kepala Pelaksanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Melawi Syafrudin seperti dalam keterangan tertulis yang diterima republika.co.id Sabtu (6/11).

Ia mengatakan, desa yang terdampak tersebar di dua kecamatan yaitu Desa Tanjung Tengang dan Desa Tanjung Sari di Kecamatan nanga Pinoh, serta Desa Sungai Sampuk dan Desa Lihai di Kecamatan Menukung. BPBD Kabupaten Melawi pada Jumat (5/11) pukul 12.40 WIB mendata sebanyak 725 warga Kabupaten Melawi masih mengungsi akibat kejadian tersebut.

Menurut dia, BPBD Kabupaten Melawi telah mendirikan posko-posko pengungsian di beberapa titik bagi warga yang rumahnya terendam. Posko tersebut didirikan di antaranya di Sekolah Dasar Negeri 03, Kantor Desa Natai Gunuk, Kantor Desa Sidomulyo, dan SMP Negeri 02. Sebagai upaya percepatan penanganan pasca banjir, dia melanjutkan, BPBD Kabupaten Melawi berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan pendataan serta mendirikan dapur umum di posko pengungsian. Untuk mengantisipasi adanya lonjakan ketinggian mata air, ia menyebutkan BPBD setempat telah menyiapkan perahu karet apabila diperlukan untuk mengevakuasi warga.

"BPBD Kabupaten Melawi melaporkan hingga hari ini ketinggian banjir di beberapa ruas jalan masih mencapai 1 hingga 1,5 meter," ujar dia. 

Karena hal itu, kata dia, telah menyebabkan ruas jalan provinsi masih terputus, khususnya jalan penghubung Kabupaten Melawi dengan Kabupaten Sintang.

Perlu dkketahui, banjir yang telah terjadi sejak satu bulan lalu itu juga menyebabkan kerugian materil sebanyak 1.945 unit rumah terdampak. Selain itu, empat rumah dan satu unit gereja mengalami rusak berat. Selanjutnya dua unit fasilitas pendidikan terendam.

Kemudian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca yang menyatakan wilayah Kalimantan Barat berpotensi mengalami hujan lebat disertai kilat dan angin kencang hingga Ahad (7/11) mendatang.

"Menghadapi potensi dampak La Nina yang dapat terjadi hingga Februari 2022 mendatang, BNPB terus mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  Abdul Muhari.

Ia mengungkapkan, masyarakat dapat secara mandiri memantau peringatan dini dari BMKG maupun melihat potensi bahaya di wilayahnya melalui inaRISK.bnpb.go.id.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement