REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dan Kapolda Irjen Pol Dr Akhmad Wiyagus beserta unsur Forkopimda meninjau lokasi banjir bandang di Desa Daenaa, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Jumat (5/11). Dua orang warga, ibu dan anaknya, dilaporkan meninggal dunia karena terseret banjir bercampur lumpur.
Dalam peninjauan tersebut, rombongan Forkopimda menyambangi rumah Hestin Jali (30 tahun) salah seorang warga yang hilang terseret banjir bandang. Sedangkan anak Hesti berjenis kelamin laki-laki dan betrusia sekitar 10 tahun, jenazahnya sudah ditemukan tak jauh dari rumahnya.
"Jenazah ibunya belum ditemukan. Tim SAR gabungan tengah melakukan pencarian," kata Kapolres Gorontalo, AKBP Ahmad Pardomuan kepada Republika.co.id, Jumat (5/11).
Musibah banjir bandang, kata Ahmad terjadi Kamis (4/11) sekitar pukul 18.00 WIB. Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Limboto Barat sejak sore membawa air bercampur lumpur dari atas bukit. Selain lumpur banjir juga menyeret sejumlah pepohonan kecil dan besar. Air bercampur lumpur masuk ke rumah-rumah warga.
"Rumah korban berada di tepi sungai. Korban dan anaknya bermaksud keluar rumah menyelamatkan diri namun terseret banjir bandang," ujar dia.
Upaya evakuasi warga yang menjadi korban banjir bandang dilakukan personel dari Polres Gorontalo. Sebanyak 30 personel Sabhara yang dipimpim Kapolres Gorontalo AKBP Ahmad Pardomuan tiba di lokasi sekitar pukul 23.00 WIB. Untuk mencapai lokasi banjir bandang, polisi harus berjalan kaki sejauh dua kilometer.
"Tidak ada akses jalan yang bisa dilalui kendaraan roda dua maupun empat. Kita berjalan kaki sejauh dua kilometer dibawah guyuran hujan," ujar Ahmad.
Menurut Ahmad, upaya perncarian korban hilang masih terus dilakukan. Tim SAR gabungan terus menyisir aliran sungai di Desa Daenaa. Sungai tersebut, kata dia, dipenuhi lumpur dan pepohonan yang terseret banjir bandang.
Dia mengatakan, Desa Danaa terdiri dari tujuh dusun. Dari tujuh dusun itu, dua diantaranya terkena banjir bandang. "Dusun yang paling parah terdampak banjir bandang dihuni sekitar 21 kepala keluarga," cetus dia.
Dalam peninjauan ke lokasi banjir bandang, Kapolda Gorontalo, Irjen Pol Dr Akhmad Wiyagus memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal dunia. Selain itu bantuan sosial berupa sembako sebanyak 243 paket disalurkan kepada warga korban banjir bandang. Selain bantuan sembako, Polda Gorontaloi juga mendirikan dapur lapangan bagi masyarakat yang terdampak bencana banjir bandang.
Tim medis Polda Gorontalo juga dikerahkan ke lokasi ntuk memberikan pengobatan kepada warga terdampak banjir bandang. Di lokasi kejadian, Wiyagus memberikan arahan kepada personelnya untuk membantu membersihkan rumah-rumah warga yang terkena banjir bandang.