REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan kerja nyata Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim, saat Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa (KTT PBB) terkait perubahan iklim, atau disebut COP26, di Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11).
''Pesan penting Presiden Jokowi bahwa Indonesia tidak bekerja dengan retorika, tapi kerja nyata. Indonesia berkomitmen dan berjanji atas hal-hal yang secara realistis bisa dilakukan. Kita tidak akan menjanjikan apa yang tidak bisa kita kerjakan,'' kata Siti, yang selalu mendampinginya Jokowi dalam perhelatan tersebut.
Siti mengatakan, dalam konferensi itu, Presiden Jokowi menyampaikan sejumlah upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Beberapa di antaranya, ungkap Siti, adalah mengurangi laju deforestasi terendah sepanjang sejarah, rehabilitasi gambut dan mangrove, dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Menurut Siti, berbagai capaian yang telah disampaikan Jokowi tak akan membuat pihaknya puas diri. Kementerian LHK akan terus melakukan kerja-kerja nyata dalam mengatasi dampak perubahan iklim.
''Berbagai aksi dan implementasi nyata ini tidak membuat kita berhenti, justru banyak kerja yang harus segera ditindaklanjuti sepulang dari Glasgow, tidak hanya untuk kepentingan rakyat Indonesia tapi juga untuk kepentingan perubahan iklim dunia melalui FoLU Net-Sink 2030,'' ujar Siti dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Selasa (2/11).
Selain FoLU Net-Sink 2030, lanjut dia, Indonesia juga telah mengadopsi strategi jangka panjang rendah karbon dan ketahanan Iklim 2050. Indonesia juga telah membuat peta jalan yang detail untuk mencapai target nol-bersih emis pada 2060 atau lebih awal.
Kendati demikian, sejumlah kelompok pemerhati lingkungan di Tanah Air membantah klaim-klaim Jokowi dalam perhelatan COP 26 tersebut. Greenpeace, misalnya, menyebut pernyataan Jokowi itu hanyalah omong kosong belaka.