Rabu 03 Nov 2021 00:53 WIB

Legislator: Kapolri Jawab Kritik Masyarakat Lewat Mutasi 

Mutasi ini sebagai wujud dari pertaruhan komitmen Kapolri.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Wakil Ketua Komisi III DPR Pangeran Khairul Saleh.
Foto: Istimewa
Wakil Ketua Komisi III DPR Pangeran Khairul Saleh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh menanggapi positif Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang memutasi 173 Perwira Tinggi (Pati) dan Perwira Menengah (Pamen) di lingkungan Polri. Dia berharap, mutasi ini mewujudkan janji Kapolri mengenai perbaikan kinerja anggotanya.

"Bahwa mutasi ini harapannya bukanlah sekedar mutasi biasa, tetapi mencerminkan sikap Kapolri atas janji-janjinya yang masih kita rekam di depan Komisi III DPR RI seperti hukum tidak boleh tajam ke bawah tumpul ke atas," kata Saleh dalam keterangan pers kepada Republika, Selasa (2/11).

Saleh menilai, mutasi beberapa jabatan Perwira Tinggi kali ini wujud dari penyegaran yang tepat. Seperti Irjen Pol Suntana yang merupakan Wakabaintelkam Polri, diangkat sebagai Kapolda Jawa Barat yang baru menggantikan Irjen Pol Ahmad Dofiri. Sementara Irjen Pol Ahmad Dofiri mendapatkan tugas baru sebagai Kabaintelkam Polri.

Kapolda Kalimantan Tengah Irjen Pol Dedi Prasetyo akan digantikan oleh Irjen Pol Nanang Avianto. Sementara Irjen Pol Dedi Prasetyo akan menjabat sebagai Kepala Divisi Humas Polri menggantikan Irjen Pol Argo Yuwono yang akan mengisi posisi Aslog Kapolri.

"Mutasi ini tentunya wajib menjadi harapan atas kritik masyarakat agar kinerja aparat Kepolisian Republik Indonesia jauh lebih baik lagi," ujar politikus PAN tersebut.

Selain itu, Saleh menilai, mutasi ini sebagai wujud dari pertaruhan komitmen Kapolri. Tujuannya, menjadikan peran Polri sebagai institusi yang meletakkan ketertiban hukum berjalan dengan adil.

Saleh turut menyinggung agar Polri memperbaiki hubungan dengan ormas dan tokoh Islam.

"Melalui penyegaran pucuk pimpinan di tubuh Kepolisian Republik Indonesia ini harapan saya kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo adalah, semoga relasi Kepolisian Republik Indonesia dengan ormas dan pemuka agama berjalan dengan baik tanpa kontroversi di balik isu moderasi agama," ucap Saleh.

Sebelumnya, terkait kepemimpinan, Kapolri Jenderal Sigit mengutip peribahasa, 'Ikan Busuk Mulai dari Kepala'. Atau dengan kata lain, segala permasalahan internal di kepolisian, dapat terjadi karena pimpinannya bermasalah atau tidak mampu menjadi teladan bagi jajarannya.

"Ada pepatah, ikan busuk mulai dari kepala, kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga. Pimpinan harus jadi teladan, sehingga bawahannya akan meneladani," kata Sigit. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement