Selasa 26 Oct 2021 16:59 WIB

Kasus Kematian Anaknya tak Jelas, Warga Datangi Polres Bogor

Warga Jonggol mendatangi Polres Bogor setelah hampir dua bulan kasus kematian anaknya

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Mas Alamil Huda
Sultan (36 tahun) dan Yulianti (34 tahun), warga asal Jonggol, Kabupaten Bogor mendatangi Mako Polres Bogor, Selasa (26/10) untuk menanyakan perihal kasus kematian anaknya pada awal September lalu.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Sultan (36 tahun) dan Yulianti (34 tahun), warga asal Jonggol, Kabupaten Bogor mendatangi Mako Polres Bogor, Selasa (26/10) untuk menanyakan perihal kasus kematian anaknya pada awal September lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Hampir dua bulan kasus kematian anaknya tidak tertangani, Yulianti (34 tahun) dan Sultan Fasial (36), warga Desa Sukasirna, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor mendatangi Polres Bogor. Mereka menanyakan perihal perkembangan kasus kematian putranya, MF (12) yang ditemukan meninggal tidak wajar di kebun bambu Desa Tanggulung, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, awal September lalu.

Ibu korban, Yulianti menjelaskan, kasus tersebut awalnya ditangani oleh Polsek Cariu sejak hampir dua bulan lalu. Kemudian, kasus kematian anaknya dilimpahkan ke Polres Bogor. “Saya ingin menanyakan sampai di mana perkembangannya sampai saat ini. Di Polres Bogor baru kali ini ke sini. Itu juga habis saya menanyakan,” ujar Yulianti ketika ditemui Republika.co.id di Mako Polres Bogor, Selasa (26/10).

Yulianti menceritakan, awalnya MF pergi pada Senin (30/8) malam yang sebelumnya pamit untuk membeli kuota internet. Sepengetahuannya, MF pergi berdua dengan temannya. Namun, empat hari setelahnya, MF tak kunjung pulang.

Diketahui, MF merupakan siswa kelas 5 di SDN Sukasirna 02. Selama pembelajaran daring, Yulianti mengatakan, MF kerap membantu menjaga ruko milik saudaranya agar tidak terlalu sering bermain gawai.

Pada Jumat (3/9), Yulianti mendengar kabar adanya penemuan mayat bocah laki-laki berusia sekitar 12 tahun di sebuah kebun bambu, Desa Desa Tanggulung, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor. Setelah mendatangi Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Yulianti dan suaminya memastikan jika mayat tersebut merupakan putranya yang sudah menghilang selama empat hari.

“Kondisinya cukup mengenaskan. Sudah tidak bisa dikenali. Wajahnya nggak bisa dilihat karena sudah berbentuk tengkorak, ada luka di belakang. Kalau masalah luka lain saya belum tahu, karena belum tega dengarnya,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Ayah korban, Sultan mengaku heran ketika mengetahui anaknya ditemukan di daerah Cariu yang cukup jauh dari tempat tinggalnya. Sebab, menurutnya, anaknya tidak pernah bermain di luar Desa Sukasirna, bahkan di luar Kecamatan Jonggol.

Sehingga, ketika mendatangi RS Kramat Jati, dia mengenali anaknya dari gelang yang dikenakan, serta charger milik anaknya. Di samping barang yang dikenakan, sejumlah barang yang dibawa MF hilang seperti motor, gawai, kalung, topi, dan kaus.

“Saya yakin itu anak saya pas lihat gelang dan charger, itu memang charger anak saya. Tapi melihat sepatu dan (celana) boxer, ibunya lebih yakin,” tuturnya.

Sultan menambahkan, dia dan istrinya sempat mengirim surat dua kali kepada Polsek Cariu. Namun, baru mendapat tanggapan pada surat kedua dengan informasi jika kasus kematian anaknya sudah dilimpahkan ke Polres Bogor.

Sepanjang ditangani oleh Polsek Cariu, Sultan mengaku sudah diperiksa sebagai saksi, beserta istrinya dan delapan orang lain. Sehingga, berdasarkan informasi yang didapatnya, sudah ada 10 saksi yang telah diperiksa.

“Jadi karena Kanit di Polsek Cariu melimpahkan kasus ke Polres Bogor, dengan ini saya menanyakan datang ke Polres apa benar sudah ada? Soalnya kan tidak ada perkembangan dan tidak ada dari pihak kepolisian yang nanya ke saya. Itu saja,” pungkasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement