REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiapkan zona khusus untuk menampung sampah banjir di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi. Upaya tersebut diharapkan bisa membantu penanganan banjir di DKI Jakarta.
"Untuk sampah sampah darurat banjir di sana, ada satu zona khusus. Jadi, semua sampah banjir ada di zona tersebut," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH)DKI Jakarta Asep Kuswanto, menjawab pers usai apel kesiapan banjir di kantor DLH DKI Jakarta, Jakarta Timur, Selasa (19/10).
Zona itu diperuntukkan agar truk yang membawa sampah banjir bisa melewati jalur khusus menuju zona khusus di TPST Bantargebang. Truk sampah tersebut tidak harus mengantre dengan truk lain yang ingin membuang sampah di TPST Bantargebang. Sehingga truk bisa kembali dengan cepat ke Jakarta untuk kembali mengangkut sampah banjir.
"Diharapkan bisa dibuang dengan cepat dan kendaraan tersebut bisa kembali ke Jakarta," kata Asep.
Asep mengatakan, telah menyiapkan 1.534 armada truk yang berfungsi mengangkut sampah banjir. Truk-truk tersebut nantinya disiagakan di setiap pintu air, kali maupun sungai di wilayah DKI Jakarta.
Pemprov juga mengerahkan 8.945 personel DLH hingga 118 alat berat guna memaksimalkan pengangkutan sampah di saluran air. Asep berharap upaya tersebut dapat mempercepat kerja pengangkutan sampah sehingga saluran air dan pintu air tidak lagi tersumbat.
DLH melakukan apel persiapan menghadapi musim hujan guna mengantisipasi banjir akhir 2021. Pantauan di lokasi pada pukul 07.30 WIB, tampak seluruh pasukan Sudin Lingkungan Hidup berseragam oranye memenuhi lapangan tengah kantor Suku DLH DKI Jakarta di Cililitan, Jakarta Timur.
Personel Sudin Lingkungan Hidup yang hadir di dalam apel Selasa ini berasal dari seluruh wilayah DKI Jakarta. Saat apel Sudin LH juga menunjukkan beberapa peralatan alat beratnya seperti beberapa escavatordan truk pengangkut sampah hingga bus toilet.
Dalam sambutannya saat apel, Asep mengimbau seluruh jajarannya untuk siap, galang dan tanggap. Dia mengatakan seluruh petugas harus siap ditugaskan di mana saja demi mengantisipasi banjir. "Kedua, tanggap, bertanggung jawab tidak lepas tangan dan proaktif dalam melakukan pelayanan serta kordinasi yang kuat," kata Asep.
Ketiga yakni Galang. Artinya seluruh jajaran merangkul semua elemen masyarakat dalam menanggulangi banjir. "Aparatur kita harus menggalang partisipasi semua pihak seperti ormas, sektor usaha, masyarakat dan jajaran sektor pemerintah dalam upaya antisipasi bencana," jelas Asep.