Jumat 15 Oct 2021 07:31 WIB

Tak Hanya Berantas Hoaks, KIM Juga Siap Menuju Digital

Para pegiat KIM dilatih kompetensi dan pemahamannya terkait keamanan siber.

Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Hasyim Gautama
Foto: Istimewa
Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Hasyim Gautama

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR – Salah satu tugas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) adalah menciptakan ekosistem digital, termasuk mendorong SDM di berbagai bidang untuk melakukan transformasi digital.

Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) sebagai mitra strategis pemerintah dalam hal diseminasi informasi publik di akar rumput turut didorong untuk terus bergerak lebih modern dengan mengoptimalkan fungsi-fungsi berbagai teknologi informasi dalam menjalankan tugasnya.

Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Hasyim Gautama menjelaskan bahwa transformasi digital melibatkan banyak aspek, salah satunya adalah perlunya meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.

Lantaran itu, pihaknya terus melakukan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) dalam upaya proses transformasi menuju KIM Digital.

“Tugas kami (Kominfo) adalah mengupayakan agar bangsa ini dapat bertransformasi diri menuju masyarakat digital. Jadi tidak hanya HP saja yang smart, tapi orangnya juga harus smart ,” ujarnya dalam Bimtek KIM Seri Kedua yang diselenggarakan secara hybrid dengan mengangkat tema “Transformasi Menuju KIM Digital” di Bali dalam rilisnya, Jumat (15/10).

Pada Bimtek sebelumnya, KIM telah dibekali dengan kemampuan teknis cara membuat konten foto dan video yang kreatif dan positif. Hal ini menurutnya agar KIM dapat turut membanjiri internet dengan konten-konten positif.

Upaya ini sekaligus bertujuan mengurangi peredaran berita bohong atau hoaks di internet. Ia juga menekankan agar konten-konten yang diciptakan oleh KIM senantiasa menonjolkan budaya dan kearifan lokal masing-masing daerah.

“Kita kan punya budaya masing-masing. Misal ada huruf Bali, ada huruf Jawa, yang merupakan aset budaya nasional dengan karakteristik dan kearifan lokal yang berbeda-beda. Nah dari situ saja kita sudah bisa menciptakan konten yang bervariasi dan menjadi keunggulan kita. Ini menjadi modal kita untuk bisa eksis dan menunjukkan kepada dunia bahwa kita punya potensi yang berbeda karena banyaknya kearifan lokal,” tambahnya.

Pada kegiatan Bimtek Seri Kedua di Bali, para Pegiat KIM dibekali dengan materi-materi lanjutan. Setelah piawai dalam hal pembuatan konten, peserta di-upgrade kompetensi dan pemahamannya terkait keamanan siber, strategi pemasaran konten digital dan pembuatan website.

Tenaga Ahli Menteri Kominfo Donny Budi Utoyo menyampaikan pentingnya peranan KIM untuk turut serta membantu pemerintah dalam memberantas peredaran hoaks. Dikatakan Donny, apabila KIM menemukan adanya informasi atau berita yang diduga hoaks, agar segera melakukan verifikasi melalui kanal-kanal yang sudah disediakan oleh Kominfo.

“Saya mengajak kawan-kawan (KIM) untuk bersama-sama temu kenali hoaks. Karena hoaks ini sangat mengganggu stabilitas nasional. Bagaimana kalau kita menerima informasi di WhatsApp yang kita enggak tahu ini hoaks atau bukan, segera kroscek kebenarannya di situs resmi Kominfo dan situs-situs terpercaya lainnya,” jelasnya.

Di sisi lain, Founder Jago Tanpa Kuliah Phingki Suryo Pranoto menerangkan kepada KIM tentang strategi mengemas informasi menjadi konten yang kreatif dan menarik agar dapat diterima dan diserap optimal oleh masyarakat.

Selain itu, programmer Rumah Digital Indonesia, Mukie Syakurrahman turut mengajak KIM untuk aktif mengelola website atau akun-akun media sosial dengan baik agar mudah diakses oleh masyarakat luas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement