Kamis 14 Oct 2021 13:19 WIB

Wagub DKI: Biaya Penanganan Banjir Kolaborasi

Pemprov DKI mendapat bantuan dana dari banyak pihak untuk penanganan banjir.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah alat berat melakukan pengerekun sampah dan sedimen lumpur di Kali Mukevart Daan Mogot, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu. Pengerukan yang dilakukan pemerintah Pemrov DKI Jakarta bertujuan untuk pencegahan dan penanggulangan banjir untuk wilayah Jakarta dan Tangerang saat musim hujan tiba.
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Sejumlah alat berat melakukan pengerekun sampah dan sedimen lumpur di Kali Mukevart Daan Mogot, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu. Pengerukan yang dilakukan pemerintah Pemrov DKI Jakarta bertujuan untuk pencegahan dan penanggulangan banjir untuk wilayah Jakarta dan Tangerang saat musim hujan tiba.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, pihaknya saat ini sedang mengutamakan penanganan banjir. Namun, Pemprov DKI juga masih menempatkan penanganan Covid-19 menjadi prioritas.

Khusus banjir, kata dia, Pemprov DKI mendapat bantuan dana dari banyak pihak. Dia merinci, biaya tersebut datang dari pemerintah pusat, APBD DKI, hingga swasta. "Kolaborasi juga ada," kata dia kepada Republika.co.id di Balai Kota DKI, Kamis (14/10).

Kendati demikian, Riza mengaku belum bisa merinci besaran biaya penanganan dari banyak sumber dan kolaborasi tersebut. Walaupun, di APBDP 2021 ini, sebagian dananya diakui Riza akan menjadi fokus banjir.

"Tapi kita (juga) memprioritaskan Covid-19, penanganan banjir, infrastruktur dan sebagainya," tutur dia.

Dia menambahkan, prinsip yang ada dan akan dilakukan Pemprov DKI adalah melaksanakan semuanya sesuai kemampuan yang ada. "Dan kita tetap prioritaskan pembangunan juga yang diutamakan," ungkap Riza. 

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, mengatakan, di Jakarta mulai tahun ini sudah menyiapkan alat ukur curah hujan secara merata. Menurut dia, hal itu akan memudahkan semua pihak, utamanya Pemprov DKI untuk mengetahui secara persis bagaimana kondisi hujan di DKI.

"Nah, di Jakarta sekarang mulai tahun ini ada alat ukur di seluruh DKI sebanyak 267 kelurahan, sudah punya alat ukur curah hujan," ujar Anies saat memimpin Apel Kesiapsiagaan, di Monas, Rabu (13/10).

Penambahan alat ukur itu cukup drastis dari sebelumnya. Terlebih, saat semula, kata Anies, DKI hanya memiliki 10 alat ukur curah hujan, dan meningkat menjadi 267 alat di semua kelurahan saat ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement