Jumat 08 Oct 2021 19:57 WIB

Menag Ajak Pemuda Jahit Persatuan dan Hancurkan Intoleransi

Moderasi beragama bertujuan mendorong titik temu antara berbagai kelompok berbeda.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut mengisi materi pemimpin muda Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) Angkatan 9 secara daring di Jakarta, Kamis (7/10).
Foto: Istimewa
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut mengisi materi pemimpin muda Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) Angkatan 9 secara daring di Jakarta, Kamis (7/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak muda memiliki peran penting untuk menguatkan toleransi dan moderasi bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Konsep moderasi dan toleransi mendorong umat beragama di Indonesia untuk berada di jalur tengah atau moderat.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, jika mau melihat masa depan Indonesia maka semua orang harus melihat kualitas dan kiprah anak mudanya saat ini. Mengapa? Karena jumlah anak muda yang besar dan semangat mereka dalam berpartisipasi akan sangat menentukan perjalanan Indonesia ke depan.

"Kita ingin anak muda semakin berperan dalam menjahit persatuan dan kebangsaan, menghancurkan intoleransi, dan memperkuat moderasi khususnya dalam hal menghargai perbedaan," ujar Gus Yaqut, sapaan akrabnya, saat mengisi materi pemimpin muda Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) Angkatan 9 yang dilakukan secara hibrid di Jakarta, Kamis (7/10).

KBFP 9 diselenggarakan mulai tanggal 4-8 Oktober 2021. Sejak 2011, KBFP dilaksanakan secara reguler untuk memperkuat kapasitas, integritas, serta loyalitas kebangsaan para pemimpin muda. Untuk angkatan 9, dilaksanakan pada saat pandemi Covid-19 dan transformasi ekonomi digital, diikuti 100 calon pemimpin muda.

Gus Yaqut menjelaskan, konsep moderasi beragama bertujuan untuk mendorong titik temu antara berbagai kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Dengan menghargai perbedaan dan kemajemukan, kata Gus Yaqut, harmoni dalam masyarakat, kekokohan kebangsaan, dan kesejahteraan sosial dapat diwujudkan lebih baik.

"Hal ini perlu disampaikan tidak hanya melalui cara konvensional. Sehingga kami di Kemenag melakukan adaptasi dan melakukan langkah dengan melakukan transformasi digital agar proses konsolidasi, sosialisasi dan pelayanan dapat berjalan dengan optimal. Termasuk dan masyarakat sipil," kata eks ketua umum GP Ansor tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement