Jumat 08 Oct 2021 00:05 WIB

Elektabilitas PDIP dan Gerindra pada Tren Menurun, PKS Naik

Tren elektabilitas parpol diketahui dari survei terbaru SMRC.

Suasana kemeriahan masa di kampanye PDI Perjuangan.
Foto: Republika
Suasana kemeriahan masa di kampanye PDI Perjuangan.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrianto Adi Saputro

Hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk 'Partai dan Calon Presiden: Kecenderungan Sikap Pemilih Menjelang 2024' menunjukkan, PDIP unggul dengan 22,1 persen. Namun, PDIP bersama Gerindra mengalami tren penurunan angka elektabilitas.

Baca Juga

"Jika pemilu dilakukan pada waktu survei atau ketika survei dilakukan pada 15-21 September, PDIP mendapat dukungan 22,1 persen," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam paparannya secara daring, Kamis (7/10).

Setelah PDIP, menyusul Partai Golkar dengan 11, 3 persen, kemudian PKB dengan 10 persen. Kemudian Partai Gerindra dengan 9,9 persen, dan Demokrat 8,6 persen.

"Pada Maret 2020 PDIP mendapat 25,9 persen suara dukungan publik, kemudian pada survei terakhir pada Desember 2021 PDIP mendapat 22,1 persen, jadi cenderung menurun dari 25,9 menjadi 22,1," ujarnya.

Tidak hanya PDIP, tren penurunan juga dialami Partai Gerindra. Pada Maret 2020 lalu Partai Gerindra mendapat 13,6 persen dukungan, saat ini turun menjadi 9,9 persen.

Sedangkan tren elektabilitas PKS mengalami kenaikan di angka 6 persen. Pada Maret 2020, elektabilitas PKS berada di 4,4 pesen.

Partai Golkar juga mengalami peningkatan. Pada Maret 2020 lalu 8,4 persen, namun saat ini 11,3 persen. Sedangkan, Partai NasDem didukung 4,2 persen. Kemudian PPP dengan 2,3 persen, dan PAN 1,4 persen.

"Masih ada 18,8  persen warga yang beum tahu partai mana yang belum dipilih," ungkapnya.

Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan melibatkan 1.220 responden. Response rate sebesar 981 atau 80 persen. Margin of error sebesar +- 3,19 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden diwawancarai melalui tatap muka pada 15-21 September 2021.

Politikus PDIP, Andreas Hugo Pareira, menanggapi hasil survei SMRC yang menyebut, bahwa meskipun elektabilitas PDIP tinggi, namun trennya alami penurunan. Menurutnya, elektabilitas PDIP masih berada jauh di atas Partai Golkar.

"Meskipun kali ini dari survei PDIP turun tapi masih berada pada posisi teratas, dan distansinya dengan Partai Golkar yang nomor kedua masih cukup jauh. setengahnya. Sehingga masih cukup jauh," kata Andreas dalam acara diskusi yang digelar secara daring, Kamis (7/10).

Ia meyakini, partainya akan menjadi partai yang paling menentukan untuk pencalonan di Pemilu 2024. Menurutnya, hal itu dapat dilihat dari jumlah kadernya yang menduduki jabatan kepala daerah.

"Karena juga hal lain yang harus kita lihat bahwa presiden inkumben sekarang adalah kader PDIP yang juga pasti akan ikut menentukan, baik dari segi tingkat keberhasilan menghadapi situasi sekarang yang kita hadapi, pandemi ini, dan juga menuju pada pemilu 2024" ungkapnya.

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera mengaku bersyukur dengan kenaikan elektabilitas berdasarkan survei SMRC.

"Kami bersyukur PKS naik dari 4,6 ke 6 persen," kata Mardani.

Mardani mengatakan, bagi PKS hasil survei merupakan cermin sekaligus cambuk. Sehingga, menurutnya hasil dalam survei merupakan sesuatu yang baik.

Selain itu dirinya juga menyoroti soal capres. Menurutnya calon pemenang pilpres akan menjadi lokomotif bagi pileg mendatang.

"Ini kuat sekali, kemarin itu pilpres lebih tinggi 10 juta ketimbang pileg," ujarnya.

Baca juga : Sosiolog UGM Sebut Perempuan Rentan Terjerat Pinjol Ilegal

PKS menegaskan, masih berjuang untuk merevisi UU Pemilu. Menurutnya lebih baik jika ambang batas pencalonan presiden diturunkan dari 20 persen menjadi 10 persen.

"Katakan tiga atau empat (pasangan calon presiden), itu jauh lebih sehat ketimbang dua pasang calon," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement