REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tidak lama lagi, pekan olahraga nasional (PON) XX Papua 2021 akan berlangsung mulai Rabu (20/10) sampai dengan Kamis (4/11) di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke. Lapor Covid-19 menilai pelacakan kontak erat di tempat-tempat penyelenggaraan belum maksimal.
Kolaborator Saintis Lapor Covid-19 Iqbal Elyazar mengatakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyediakan dashboard untuk membaca situasi Covid-19 di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Ia mengakui kasus Covid-19 di Jayapura kini sebanyak 12 kasus per 100 ribu penduduk per pekan kemudian kapasitas penggunaan rawat inap di rumah sakit juga sudah turun, hingga positivity rate sudah sangat drop kurang dari 0,6 persen per pekan.
"Namun, kontak eratnya lima orang per kasus setiap pekan sementara yang dipatok 15 sebagai indikator ambang batas tracing memadai atau tidak. Kontak erat pelacakan di Jayapura tidak terlalu jalan," ujarnya saat mengisi konferenai virtual Lapir Covid-19 mengenai Bagaimana Situasi Covid-19 di Papua Sekarang?Mengukur Urgensi Pelaksanaan PON di Papua, Jumat (24/9).
Ia menambahkan, Jayapura dengan populasi sekitar 128 ribu jiwa memiliki target pemeriksaan. Pihaknya mendapatkan data yang diperiksa sepekan terakhir di Jayapurw sekitar hampir 4.000 orang dan 0,3 persen positif terinfeksi virus. Ia mengakui memang kalau berdasarkan standar organisasi kesehatan dunia PBB (WHO), pemeriksaan Covid-19 satu per 1.000 penduduk per pekan sudah melebihi tetapi masih belum merefleksikan kondisi positif Covid-19.
Kemudian, ia juga menyoroti positivity rate di Mimika yang lebih banyak, kurang dari 2 persen. Terakhir pihaknya mencatat positivity rate di Merauke kurang lebih 2 persen. Artinya, dia melanjutkan, positivity rate di Merauke lebih tinggi dibandingkan tiga tempat penyelenggara PON. Ia mengingatkan, masyarakat hati-hati menginterpretasikan dashboard. Ia menjelaskan, untuk membaca dashboard maka yang perlu dilihat adalah cakupan pemeriksaan.
"Apakah pemeriksaan yang dilakukan cukup memadai, sehingga bisa melihat positivity ratenya terefleksi dengan baik. Kemudian kalau melihat sumbernya apakah mereka datang ke fasilitas kesehatan atau melalui kegiatan pelacakan kontak erat," katanya.
Ia menambahkan, seringkali sumber spesimen pemeriksaan tidak tergambarkan dengan baik. Padahal, dia melanjutkan, alat pengendalian pandemi adalah tes, pelacakan, dan upaya untuk meminimalkan kontak dan juga kerumunan. Artinya, dia melanjutkan, pemerintah melakukan 3T yaitu tes (testing), telusur (tracing), dan tindaklanjut (treatment).
Sehingga, dari level pemerintah, terutama pemerintah daerah terkait penyelerenggaraan PON tentu bagaimana ekspektasinya memeriksa lebih banyak dan bisa melakukan karantina lebih cepat. "Karena prinsip dasar PON adalah meminimalkan frekuensi kontak yang infeksius yang kita tak tahu itu ada dimana. Tapi selalu ada kemungkinan orang yang terinfeksi ada dekat dengan kita," katanya.