REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pakar Hidrologi dan Sumber Daya Air Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jawa Tengah Yanto mengingatkan pemerintah daerah untuk terus memperkuat edukasi tentang mitigasi bencana hidrometeorologi.
"Perkuat edukasi tentang mitigasi bencana hidrometeorologi agar masyarakat dapat turut serta dalam penyelenggaraan mitigasi dan penanggulangan bencana," katanya di Purwokerto, Senin (20/9).
Dia mengatakan ada beberapa strategi yang dapat dijalankan oleh pemerintah daerah dan BPBD dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dengan upaya mitigasi bencana hidrometeorologi, antara lain perlunya memasukkan kajian pengetahuan tentang bencana hidrometeorologi dan upaya mitigasinya ke kurikulum pendidikan. Hal itu, kata dia, dapat dimulai dari tingkat SD hingga universitas, terutama di daerah-daerah yang rawan bencana hidrometeorologi.
"Hal ini sejalan dengan amanah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013 di mana sekolah didorong untuk mengembangkan muatan lokal kurikulum yang sesuai dengan kearifan lokal masing-masing daerah," katanya.
Selain itu, kata dia, perlu membuat materi-materi tentang bencana hidrometeorologi dan upaya mitigasinya melalui spanduk, brosur dan media cetak lain yang kemudian disediakan di pintu masuk kantor pemerintah, sekolah, tempat-tempat wisata, hotel, pusat perbelanjaan, restoran dan lain sebagainya.
Selain itu, kata dia, perlu bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui bentuk kegiatan KKN tematik bencana alam.
Dia juga mengingatkan perlunya memperkuat rencana mitigasi jangka panjang untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi. Dia menjelaskan bencana hidrometeorologi terjadi setiap tahun terutama saat musim hujan dan sebagian besar adalah bencana dalam bentuk banjir, angin kencang dan tanah longsor. Dia mengatakan selain mitigasi jangka panjang, perlu juga memperbanyak studi untuk menghasilkan rekomendasi teknologi yang tepat.
"Selain itu, perlu dikembangkan sistem informasi yang dapat diandalkan, cepat dan akurat serta perlunya ketersediaan dan akses data guna mempermudah studi terkait mitigasi," katanya.