REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Pemerintah Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menyatakan, hasil survei status gizi balita di Mamuju didapatkan prevalensi stunting di atas 20 persen. Angka ini termasuk katagori akut kronik.
"Angka stunting atau gagal tumbuh di Mamuju pada level akut kronik karena telah berada di atas 20 persen berdasarkan hasil survei status gizi balita," kata Bupati Mamuju, Sutinah Suhardi, Jumat (17/9).
Ia mengatakan, angka penderita stunting di Mamuju tersebut melebihi standar yang telah ditetapkan WHO berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2018. Oleh karena itu, Pemkab Mamuju melaksanakan penanganan angka stunting yang telah menjadi program nasional, melalui program rembuk stunting dan kalakarya Kesehatan.
Bupati menyampaikan, rembuk stunting memiliki nilai strategis dalam upaya penanganan stunting dalam rangka menjaga generasi muda dan peradaban bangsa."Generasi pelanjut yang diharapkan dapat meneruskan peradaban kita dimasa yang akan datang, harus disiapkan dengan baik, sehingga penanganan stunting sebuah keharusan," katanya.
Bupati berharap, keterlibatan semua stakeholder dapat lebih dioptimalkan agar penanganan stunting dapat terintegrasi dengan baik, sehingga stunting mampu ditekan.