Di matanya, sang ayah merupakan pilot handal. Ditambah lagi dengan penerbangan yang sudah dilakukan hampir ke seluruh Indonesia. Atas musibah ini, keluarga pun mengaku telah ikhlas karena merupakan bagian dari risiko pilot.
“Sabang sampai Merauke pernah. Kita sudah terima, saya juga pilot saya tahu (risikonya),” ucap Yudistira.
Seperti diketahui, Pesawat Rimbun Air dilaporkan terbang dari Nabire pukul 06.40 Wita, Rabu (15/9). Airnav Sugapa sempat melakukan komunikasi terakhir dengan pilot pada pukul 07.30 Wita sebelum dinyatakan hilang kontak. Pesawat ini tidak mengangkut penumpang dan hanya membawa bahan bangunan serta sembako.
Tim SAR sudah menemukan tiga awak pesawat yakni Mirza selaku pilot, ko-pilot Fajar, dan teknisi bernama Iswahyudi. Ketiganya meninggal dunia dalam musibah tersebut.