REPUBLIKA.CO.ID, Septian Rheno Wd / Dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika), Trainer & Praktisi Cyber Security
JAKARTA -- Perkembangan teknologi semakin luar biasa, terlebih jaringan 5G yang sudah dapat dirasakan masyarakat dibeberapa Kota besar di Indonesia. Melesatnya teknologi, juga menimbulkan kewaspadaan terhadap serangan siber yang dapat menyerang kapanpun, dimanapun dan dengan media apapun. Bukan hanya individu, perusahaan swasta, bahkan di pemerintahan pun perlu mewaspadainya.
Privasi dan Kerahasiaan
Tanpa melakukan pengamanan, maka informasi atau pesan pribadi yang bersifat rahasia dapat dilihat, disadap bahkan dicuri dan tergantung tujuan dari si pelaku. Pemerintah dan perusahaan sangat rentan terhadap serangan siber, karena pelaku mengincar data atau informasi rahasia yang dimiliki oleh pemerintah dan perusahaan. Pelaku akan menjual data rahasia yang berhasil diretasnya ke deep web atau dark web, bahkan ke kompetitor perusahaan yang menjadi korbannya.
Pentingnya menjaga kerahasiaan informasi atau data pribadi, merupakan tanggungjawab pemilik data tersebut, bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah atau perusahaan tetapi individu, sebagai pemilik atau pengguna data juga mempunyai tanggungjawab untuk menjaga kerahasiaan data.
Pencurian Identitas
Pencurian identitas merupakan masalah umum di era informasi, karena orang dapat bertukar informasi secara online dengan mudah dan praktis. Tanpa keamanan yang memadai, transaksi online dapat menyebabkan penipu mendapatkan informasi kartu kredit, asuransi kesehatan bahkan informasi pribadi korbannya. Akibat dari pencurian identitas adalah korban mengalami kerugian karena pelaku dapat menggunakan untuk melakukan pembelian online, mengambil pinjaman, serta tindakan lain yang merugikan korbannya.
Pencurian Data
Pencurian data merupakan kejahatan siber yang mencuri secara digital segala bentuk yang berkaitan dengan informasi pribadi dari berbagai sumber seperti video, dokumen dan foto. Informasi hasil curian itu, akan dijual atau didistribusikan dengan tujuan yang tidak baik. Seperti contohnya foto dari selebgram atau tokoh publik yang dicuri, lalu dilakukan editing menggunakan software, sehingga menjadi foto porno yang tentu tidak layak dilihat dan merugikan dari selebgram atau tokoh publik itu sendiri.
Selain target individu, para pelaku juga mengincar perusahaan hingga pemerintahan. Perusahaan berisiko kehilangan data yang berkaitan dengan file keuangan, blueprint produk, hingga data pelanggannya. Untuk di pemerintahan, para pelaku mencuri data mengenai proyek yang sedang berlangsung, strategi militer, dan berbagai data rahasia yang harusnya tidak bocor ke publik.