REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suroto yang merupakan peternak ayam pembentang poster ke arah Presiden Jokowi menyebut bahwa Kepala Negara mengucapkan terima kasih karena tindakannya tersebut. Karena tanpa ada laporan itu, Presiden tak tahu kondisi di bawah.
"(Presiden) berterima kasih, berterima kasih sekali dengan apa yang saya lakukan itu, (menurut Presiden) 'kalau ndak ada kamu yang membentangkan poster, saya ndak akan tahu kondisi di bawah' karena laporan anak buahnya tidak sampai ke atas," kata Suroto di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Rabu.
Saat Presiden Jokowi datang ke Makam Bung Karno (MBK) di Blitar pada 7 September 2021, seorang pria membentangkan poster saat lewat, poster tersebut bertuliskan "Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar".
Pria tersebut lalu diamankan setelah rombongan Presiden Jokowi keluar dari Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) Kota Blitar oleh pihak pengamanan."Awalnya, saat bertemu, saya meminta maaf pada Pak Jokowi atas apa yang telah saya lakukan dengan membentangkan poster," ungkap Suroto.
Suroto menyebut bahwa tulisan lengkap di posternya adalah, "Pak Jokowi, bantu peternak beli jagung dengan harga wajar telur murah.""Itu yang lengkap, jadi ada kata telur murah," tambah Suroto.
Suroto menyebut pembuatan poster tersebut karena ia tidak punya jalan keluar lain atas masalahnya selaku peternak ayam."Spontanitas para ketua asosiasi, ketua koperasi sudah mencoba untuk berkoordinasi dengan dinas perdagangan, dinas pertanian setempat, minta audiensi, 'hearing' sama Kementerian Pertanian, tapi yang menemui cuma dirjennya. Jadi tidak bisa memberikan solusi, sedangkan kita terjepit posisinya, usaha itu tidak bisa jalan," ungkap Suroto.
Menurut Suroto, meski peternak dapat memproduksi telur 100 persen masih tetap rugi karena telur tetap menumpuk di kandang. Suroto juga menegaskan bahwa ia tidak punya tendensi politik apapun."Murni saya sebagai peternak mandiri," kata Suroto.Suroto mengaku diberitahu untuk datang ke istana kepresidenan pada Selasa (14/9)."Kemarin pagi pukul 08.00, jadi mendadak, kita tidak tahu, ah ini pasti bohong, ternyata ya betul-betul," tambah Suroto.