Rabu 15 Sep 2021 05:44 WIB

Cerita Unik Mahfud MD tentang Gus Dur dan Presiden Soeharto

Soeharto memiliki dua ajudan, satu seorang ustaz dan satunya tentara.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Erik Purnama Putra
Poster Proklamator RI Sukarno (kanan) bersama Presiden ke-2 RI Soeharto dipamerkan di ajang Milan Expo 2015 di Kota Milan, Italia (ilustrasi).
Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Poster Proklamator RI Sukarno (kanan) bersama Presiden ke-2 RI Soeharto dipamerkan di ajang Milan Expo 2015 di Kota Milan, Italia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD memiliki cerita unik tentang sosok Abdurrachman Wahid alias Gus Dur. Mahfud berbagi pengalaman tentang bagaimana cara Gus Dur memberikan wejangan berupa cerita kepadanya.

Mahfud merupakan Menteri Pertahanan (Menhan) di kabinet era Gus Dur menjadi presiden ke-4 RI pada 1999-2001. Mahfud merupakan orang sipil pertama yang menjabat sebagai Menhan, karena sebelumnya selalu diduduki orang dengan latar belakang militer.

"Saat itu saya pertama jadi Menhan, saya kesulitan untuk mengambil keputusan. Ada banyak sekali komentar datang, dan semua komentarnya itu benar semua. Saya bingung kemudian saya bertanya kepada beliau," kata Mahfud di acara peringatan Hari Humor Nasional. Perhimpunan Pecinta Humor (Pertamor) dan Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3), beberapa waktu lalu.

Menurut Mahfud, Gus Dur pun bercerita terkait kepemimpinan Presiden ke-2 RI Soeharto yang memiliki dua ajudan. Ajudan pertama adalah seorang ustaz, sementara ajudan kedua adalah seorang tentara.

Saat Soeharto hendak naik mobil dengan kaki kiri, sambung dia, sang ajudan dengan latar belakang ustaz menegurnya. Sang ajudan meminta Soeharto untuk naik mobil dengan kaki kanan terlebih dulu.

Ketika Soeharto hendak naik mobil mobil dengan kaki kanan, Mahfud menambahkan, ajudan yang merupakan tentara aktif memintanya untuk naik dengan kaki kanan. Melihat itu, Bu Tien, istri Soeharto yang telah lama menunggu, meminta suaminya lekas masuk saja ke dalam mobil.

Baca juga : BUMN Dukung Densus 88 Ungkap Terduga Teroris di Kimia Farma

"Maka dari situ Gus Dur memberikan saran, bahwa untuk mengambil keputusan, tidak perlu terlalu berpikir mana yang benar. Ambil saja satu lalu bertanggung jawablah atas keputusan itu. Nah, Gus Dur itu memberikan nasehat tidak menggurui, tapi memberikan contoh yang bagus," tutur Mahfud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement