REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama mengaku, sulit untuk menghilangkan kasus Covid-19 di Ibu kota Indonesia dan membuatnya jadi nol. Mau tidak mau, warga Jakarta nantinya harus hidup berdampingan dengan Covid-19.
"Saya rasa DKI Jakarta akan sangat sulit kasus benar-benar nol. Kita harus hidup berdampingan dengan Covid-19 dalam tanda kutip," katanya saat mengisi konferensi virtual bertema Waspada!Masa Krisis Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Selasa (14/9).
Meski begitu, Ngabila mengaku pemerintah daerah tidak boleh pasrah. Dinas Kesehatan DKI harus memastikan 14 juta orang yang beraktivitas di Ibu Kota ketika siang hari sudah divaksin dosis pertama dan kedua atau fully vaccinated. Dari angka ini, ia menyebutkan 11 juta diantaranya adalah penduduk yang memiliki kartu identitas DKI. Pihaknya juga tak membedakan vaksinasi dilakukan pada penduduk Jakarta atau yang berdomisili di ibu kota.
Kini, ia menyebut positivity rate di DKI Jakarta sudah bawah 5 persen yaitu 1 hingga 2 persen selama sepekan terakhir. Tercatat, kasus Covid-19 di Jakarta juga menunjukkan tren penurunan ketimbang periode Juni-Juli 2021. Pada Juni-Juli, penambahan kasus melonjak hingga tembus 10 ribu per hari. Kini penambahan pasien yang terkonfirmasi positif di kisaran 150-500 orang per hari. Pihaknya juga masih melakukan tes Covid-19 sebanyak 18 ribu per hari atau setara 16 hingga 17 kali dari standar organisasi kesehatan dunia PBB (WHO).
"Standar tes PCR minimal dari WHO yaitu 1 per 1.000 penduduk per pekan telah terpenuhi dan positivity rate DKI Jakarta di bawah 5 persen. Jadi, bisa dikatakan Covid-19 di Jakarta telah terkendali," ujarnya.