REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI, Baby Siti Salamah, menyampaikan, jutaan generasi muda yang mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama (Kemenag) bisa tersesat jika tidak dibina dengan baik. Karena itu menurutnya guru dan dosen punya peran yang penting sebagai duta Pancasila.
"Total peserta didik (di bawah Kemenag) yaitu 9,9 juta orang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, dan 1,1 juta orang pada jenjang pendidikan tinggi. Apabila jumlah sebanyak itu tidak kita bina dengan baik maka jutaan generasi muda ini dapat tersesat baik secara akidah ataupun ideologi," kata dia dalam webinar 'Pembinaan Ideologi Pancasila Bagi Guru dan Dosen di Lingkungan Kementerian Agama RI, Selasa (14/9).
Baby juga menuturkan, guru dan dosen merupakan duta Pancasila sehingga memiliki peran strategis dalam meningkatkan kompetensi peserta didik dan penguatan ideologi Pancasila. Sebagai duta Pancasila, guru dan dosen berperan menyosialisasikan, menanamkan, membumikan, hingga mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Menurut Baby, guru dan dosen juga perlu berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai hubungan antara masyarakat, agama dan negara. Apalagi, dia menambahkan, Kemenag memiliki jaringan lembaga pendidikan sebanyak 82.963 yang terdiri dari Raudatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah Negeri, Perguruan Tinggi Keagamaan, dan Institut serta sekolah tinggi.
Kemenag, lanjut Baby, memiliki karakteristik yang berbeda dengan kementerian dan lembaga lain. Kemenag mempunyai akses sampai ke tingkat akar rumput dengan jangkauan dan layanan keagamaannya terutama pada urusan pendidikan, pernikahan, majelis taklim, umrah, dan haji serta lainnya.
"Itu adalah potensi besar yang bisa dioptimalkan bersama BPIP dalam sebuah gotong-royong nasional untuk membumikan nilai-nilai Pancasila dalam rangka menjaga keharmonisan hubungan antara masyarakat, agama dan negara," ujar dia.