REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – SMA Darul Hikam Bandung siap menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas yang akan dimulai pada 13 September mendatang.
Vaksinasi terus dilakukan dan sejumlah hal lain juga telah dipersiapkan untuk memastikan protokol kesehatan berjalan maksimal.
Wakil Kepala SMA Darul Hikam Internasional Bidang Kesiswaan, M Panji Ginanjar, menjelaskan sarana-prasarana untuk menjalankan protokol kesehatan di lingkungan sekolah sudah disiapkan.
Selain itu, para murid yang belajar di sekolah wajib mengenakan masker dan gurunya pun menggunakan alat pelindung diri (APD) saat mengajar.
"Dalam ruang kelas juga dipasang pembatas yang transparan sebagai bentuk ketaatan kita dalam menjalankan prokes," kata Panji dalam keterangannya, Rabu (8/9).
Panji menjabarkan, siswa yang belajar di sekolah dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas. Total ada 20 kelas di SMA Darul Hikam, maka dari jumlah ini, hanya 10 kelas yang akan digunakan dan setiap kelas hanya diisi 10 orang termasuk guru. Artinya, dari kelas XI sampai XIII, hanya 90 siswa yang belajar secara tatap muka.
Baca juga : Vaksinasi Covid-19 DItargetkan Hingga 2,5 juta per Hari
PTM terbatas ini, lanjut Panji, akan dilakukan selama satu pekan sejak 13 September. Kemudian pihak sekolah melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan PTM terbatas selama satu pekan tersebut.
Model pembelajaran menggunakan metode hybrid. Sebagian siswa ada yang menetap di asrama dan sebagian lagi ada yang pulang-pergi.
Selain itu, Panji mengatakan, vaksinasi terhadap para siswa dan guru pun telah dilakukan melalui gebyar vaksinasi pada 7 September lalu sebagai langkah percepatan agar para siswa dapat kembali belajar di sekolah. Sebanyak 204 siswa SMA Darul Hikam ikut dalam program vaksinasi Covid-19 itu.
Penanggungjawab Pelaksanaan Vaksinasi SMA Darul Hikam, Andi Rustandi, menjelaskan selain siswa, guru dan keluarganya baik istri maupun anak juga divaksin. "Jadi total ada 250 orang yang divaksin," tutur dia.
Andi menambahkan, murid yang sudah divaksin belum wajib mengikuti PTM terbatas karena memang belum ada kebijakan pemerintah yang mengatur tentang hal itu.
Pihak sekolah berharap, dengan vaksinasi ini, dapat tercapai kesehatan yang menyeluruh baik siswa, guru maupun tenaga kependidikan lainnya.
"Untuk PTM ini, kita sudah berkoordinasi dengan Puskesmas dan dinas pendidikan. Model pembelajarannya nanti ada yang hybrid, jadi ada yang melalui online tetapi ada juga beberapa siswa yang tatap muka atau offline. Selama kasus Covid-19 tidak naik, yang masuk bisa full, tetapi untuk sementara masih 50 persen," ujarnya.