Selasa 07 Sep 2021 17:13 WIB

Polri Hentikan Penyelidikan Kebocoran Data E-HAC

Tim Siber Polri tak menemukan adanya upaya pengambilan data pada sercer e-HAC.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Agus raharjo
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono (kanan) didampingi Karo Penmas Brigjen Pol Rusdi Hartono (kiri) menyampaikan keterangan terkait peristiwa bom Gereja Katedral Makassar di Mabes Polri, Jakarta, Ahad (28/3/2021). Pihak kepolisian menyatakan bom tersebut diduga merupakan bom bunuh diri yang dilakukan oleh dua orang terduga yang mengendarai motor.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono (kanan) didampingi Karo Penmas Brigjen Pol Rusdi Hartono (kiri) menyampaikan keterangan terkait peristiwa bom Gereja Katedral Makassar di Mabes Polri, Jakarta, Ahad (28/3/2021). Pihak kepolisian menyatakan bom tersebut diduga merupakan bom bunuh diri yang dilakukan oleh dua orang terduga yang mengendarai motor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mabes Polri memutuskan untuk menghentikan proses penyelidikan dugaan kebocoran data kependudukan pada aplikasi Electronic Health Alert Card (e-HAC) milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal (Irjen) Argo Yuwono mengatakan, penghentian tersebut, lantaran tak ditemukan bukti-bukti adanya  pencurian data seperti yang dikabarkan sebelumnya.

“Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh tim cyber (siber) Polri terhadap Kemenkes, dan mitra Kemenkes, bahwa tidak ditemukan adanya upaya pengambilan (pencurian) data pada server e-HAC,” kata Argo lewat pesan singkatnya kepada wartawan di Jakarta, pada Selasa (7/9).

Ia menambahkan, karena tak adanya pencurian data, kepolisian memutuskan untuk tak melanjutkan penyelidikan. “Dihentikan (penyelidikannya),” ujar Argo.

Tim Siber Bareskrim Polri, sebelumnya memastikan turun tangan dalam penyelidikan terkait informasi kebocoran, dan pencurian data pribadi warga negara di aplikasi e-HAC. Aplikasi tersebut, menyimpan jutaan data penduduk Indonesia, yang terkait penanganan pandemi Covid-19 selama ini.

Sebelumnya, sekitar 1,3 juta data pengguna e-HAC diduga bocor ke pihak ketiga. Namun belakangan, Kemenkes juga mengeklaim tidak ada kebocoran data.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement