REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- TNI Angkatan Laut mengusulkan pemerintah membuat simbol batas negara di perairan sebagai tanda yang membatasi Indonesia dengan negara lain. Sebagai personel TNI AL yang pernah melaksanakan tugas patroli di Perairan Natuna, menurut dia, simbol batas negara sangat penting.
Ia mengusulkan simbol batas negara menggunakan rig yang tidak terpakai, yang ditarik hingga batas negara. "Bagaimana kalau di ZEE ada rig yang membatasi Indonesia dengan negara lain. Vietnam saja punya. Minimal, Bendera Merah Putih berkibar terus," kata Danlantamal IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI Indarto Budiarto dalam rapat Pansus RUU Landas Kontinen di Batam, Senin (6/9).
Ia mengatakan, laut tidak memiliki pagar sehingga tidak ada peringatan apa pun bagi kapal untuk melintasi batas negara. Karenanya, penting untuk dibangun batas negara.
Batasan yang jelas wilayah antarnegara tidak hanya untuk kepentingan agar tidak ada kapal ikan asing yang seenaknya masuk perairan NKRI, namun juga sebaliknya, agar nelayan RI tidak sampai berlayar ke wilayah negara lain. "Sehingga batas itu jelas. Jangan di angan-angan saja. Nelayan kita juga tahu, wilayah Indonesia sampai sini, sehingga mereka tidak kebablasan," kata dia.
Ketua Tim Pansus RUU Landas Kontinen Taufik Basari mengaku akan melanjutkan masukan membuat simbol di perbatasan dalam rapat di DPR. "Kami mendapatkan masukan luar biasa dari stakeholder, bagaimana membuat simbol di perbatasan, karena itu dibutuhkan untuk menunjukkan wilayah kekuasaan kita," kata dia.
Simbol batas negara bisa menjadi tanda di lokasi itu Indonesia berdaulat. "Masukan akan kami bawa pada rapat di DPR menjadi ide menarik yang datang dari Kepri. Itu ide menarik dan bisa dieksekusi," kata dia.