Kamis 02 Sep 2021 02:55 WIB

Upaya Lampung Menjaga Kerukunan dan Toleransi Diapresiasi 

Lampung dikenal sebagai salah satu wilayah multietnis dan budaya

Lampung dikenal sebagai salah satu wilayah multietnis dan budaya.  Iustrasi Kota Lampung
Foto: Kemenag
Lampung dikenal sebagai salah satu wilayah multietnis dan budaya. Iustrasi Kota Lampung

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG— Kemajemukan dan toleransi yang ada di Lampung telah menunjukkan bahwa warga Lampung  menjujung tinggi empat pilar kebangsaan. Hal itu terbukti dari ragam budaya dan suku yang ada di Lampung. 

Hal itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani melaksanakan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di dua lokasi di Provinsi Lampung. Titik pertama acara sosialisasi 4 pilar dilaksanakan di Kabupaten Tulang Bawang Barat dan titik kedua dilaksanakan di Kota Bumi, Lampung Utara.  

Baca Juga

Di Tulang Bawang Barat, Muzani didampingi Bupati Umar Ahmad dan anggota MPR RI Fraksi Gerindra Dwita Ria Gunadi. Muzani menekankan  pentingnya penguatan serta pemahaman terhadap empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).  

"Sebagai warga negara Indonesia, kita harus memahami empat pilar kebangsaan kita yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Serta pentingnya penguatan agar kita bisa menerapkan itu dalam kehidupan keseharian kita," kata Muzani di lokasi, Rabu (1/9).   

Dia menyatakan, kalau mau lihat bukti empat pilar kebangsaan diterapkan dan dijalankan dengan baik, itu ada di Lampung. Warga Lampung sangat terbuka. Warga Lampung menerima semua suku mulai dari Jawa, Bali, Sunda, dan Palembang. “Semua ada di sini. Itu bukti bahwa warga Lampung sudah menjalankan empat pilar kebangsaan," ujar Muzani.  

Jika warga Lampung tidak memahami empat pilar kebangsaan, kata dia, tidak mungkin mereka dapat menerima pendatang dari berbagai wilayah. Semua suku yang ada di Lampung terbukti dapat menjalin silaturahim yang baik.  

"Itulah mengapa kedamaian bisa tercipta di tengah masyarakat Lampung yang beragam. Di pasar kita lihat ada suku Jawa, Bali, Padang, Palembang, semua berbaur dan saling menjaga ketertiban dan menghormati satu sama lain," jelasnya.  

Sementara di Kota Bumi, Muzani didampingi camat, kapolres, dan pejabat daerah setempat. Dalam acara itu juga Muzani menyampaikan pesan agar masyarakat Indonesia harus bercermin pada toleransi keberagaman yang tinggi antarmasyarakat yang ada di Lampung. Sehingga pembangunan di Lampung tetap berjalan ke arah yang lebih baik. 

"Persatuan menciptakan perdamaian. Sementara perdamaian menjadi syarat pembangunan. Kita bersyukur di negara yang kita citai ini persatuan bisa dijunjung tinggi dan perdamaian bisa dirasakan. Akibatnya pembangunan berdampak bagi kemajuan dan kebaikan masyarakat," ujar Muzani.  

Lantas, Muzani memberikan contoh negara-negara di dunia yang gagal menjaga persatuan dan kesatuan. Kegagalan itu menyebabkan tidak adanya pembangunan negara, sehingga yang terjadi hanya sebuah kemunduran.  

"Lihatlah negara-negara yang kini tidak mampu menjaga persatuan dan kedamaian. Mereka tidak bisa berbuat untuk rakyatnya. Apalagi membangun negaranya, karena masih terus bergelut dengan pergulatan politik yang menyebabkan negara itu tidak ada persatuan dan kesatua. Contoh yang nyata Afghanistan, Libya, Yaman dan Suriah yang masih terus terjadi perang saudara," papar Muzani.  

Dia menyatakan rasa bangganya dan bersyukur tradisi saling menghormati satu sama lain terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Lampung adalah salah satu contoh bagaimana mereka bisa menerima perbedaan dari suku lain dan menganggapnya sebagai saudara. Sehingga Lampung kini bisa tetap bersatu, damai, dan aman. 

“Kini kita harus terus membangun negara agar kemajuan dan keadilan sosial dapat terwujud dalam kehidupan bermasyarakat kita. Kami percaya bahwa kita sedang menuju kesana," kata dia. 

Bupati Tulang Bawang Barat, Umar Ahmad, menyampaikan bahwa masyarakat Lampung sangat menjunjung tinggi toleransi. Keberagaman suku yang ada di Lampung menjadi simbol kekuatan dan keterbukaan antarsesama.    

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement