REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten meminta nelayan tradisional di pesisir selatan Kabupaten Lebak mewaspadai angin kencang dan gelombang tinggi. "Peringatan kewaspadaan itu agar tidak menimbulkan kecelakaan laut, " kata Kepala Pelaksana BPBD Banten Nana Suryana di Lebak, Ahad (29/8).
Gelombang di pesisir selatan Lebak berpeluang tiga meter dan tiupan angin cukup kencang. Kemungkinan besar, kata dia, nelayan tradisional yang menggunakan perahu mesin tempel dengan ukuran panjang dua meter dan lebar 1,2 meter tidak bisa melaut akibat cuaca buruk tersebut. Oleh karena itu, BPBD Banten meminta mereka tidak melaut terlebih dahulu untuk mengantisipasi kecelakaan laut.
"Kami minta nelayan tradisional lebih baik tak melaut, karena cuaca membahayakan pelayaran," kata dia.
Kepala Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Binuangeun, Kabupaten Lebak, Ahmad Hadi, mengatakan, nelayan tradisional di daerah itutidak melaut karena cuaca buruk menerjang pesisir selatan. "Diperkirakan nelayan tradisional sekitar 3.600 jiwa tidak melaut guna menghindari kecelakaan laut," katanya.
Ali (45), nelayan TPI Tanjung Panto Binuangeun mengatakan para nelayan setempat sejak sepekan terakhir tidak melaut akibat tiupan angin kencang dan gelombang yang cukup tinggi. Mereka menambatkan perahu di sekitar TPI setempat.
"Kami berharap cuaca kembali normal sehingga nelayan bisa melaut," kata dia.