Jumat 27 Aug 2021 08:17 WIB

Memori tentang KH Ahmad Dahlan di Majalah Pandji Masjarakat

KH Ahmad Dahlan dikenal sebagai pembaharu Islam.

Memori tentang KH Ahmad Dahlan di Majalah Pandji Masjarakat. KH Ahmad Dahlan dengan para siswa di Langgar Kidul Kauman, Yogyakarta. Di sini para haji sekaligus lulusan sekolah di Makkah dan merupakan abdi dalem kraton menjadi pelopor pergerakan Islam moderen.
Foto:

Ketiga, bagian yang oleh Puar disebut sebagai ‘statistik perdjuangan’, di mana ia meletakkan K.H. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dalam konteks sejarah Islam Indonesia di masa kolonial Belanda, dan melakukan evaluasi terhadap pencapaiannya setidaknya hingga akhir dekade 1950an. Di sini Puar mengemukakan gagasan Kyai Dahlan tentang arti penting berorganisasi bagi umat Islam. Dengan jalan itulah Islam dapat diamalkan dan digerakkan.

Yusuf Abdullah Puar melihat bahwa perjuangan Muhammadiyah di era Indonesia merdeka jauh lebih sulit dibandingkan dengan di masa kolonial. Hal ini lantaran adanya satu misi besar yang harus dijalankan oleh masyarakat Indonesia di era pascakolonial itu, yakni membangun Indonesia. Pembangunan ini tak hanya berkaitan dengan pembangunan fisik, tapi juga, tulis Puar, ‘pembangunan diri pribadi’, ‘pembangunan semangat jang besar dan iman jang kokoh menghadapi zaman’, dan ‘pembangunan amal jang telah runtuh dan pembangunan amal jang baru’.

Selain ke dalam negeri, Puar juga menilai bahwa Muhammadiyah telah membantu menghubungkan umat Islam Indonesia dengan bagian dunia Islam lainnya. Ia mencontohkan partisipasi tokoh Muhammadiyah, H.A. Kahar Muzakkir, dalam acara kongres Islam di Palestina.

Sesuai dengan subjudul tulisannya, ‘statistik perdjuangan’, di sini tak lupa pula Yusuf Abdullah Puar mengutarakan angka-angka yang berkenaan dengan pencapaian Muhammadiyah hingga masa itu. Antara tahun 1912-1958, ‘hasil pekerdjaan K.H.A. Dahlan dengan Muhamamdijah’, tulis Puar, adalah sebagai berikut: ‘141.886 orang anggauta Muhammadijah, 2.058 ranting, 498 tjabang, 2.578 sekolah rendah, menengah dan tinggi, 267.306 murid, 13.987 guru, 534 rumah jatim, 2.000 mesdjid, mushalla dan langgar dan 12.678 muballigh dan muballighat’.

Link artikel asli

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement