Kamis 26 Aug 2021 10:14 WIB

Cerita Gubernur Lemhannas Berpikir Melampaui Zaman

Letjen (Purn) Agus Widjojo meluncurkan buku Tentara Kok Mikir.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Lemhannas Letjen (Purn) Agus Widjojo mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/9/2020). Rapat tersebut membahas laporan keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) TA 2019
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Gubernur Lemhannas Letjen (Purn) Agus Widjojo mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/9/2020). Rapat tersebut membahas laporan keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) TA 2019

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buku Tentara Kok Mikir: Inspirasi Out of the Box Letjen TNI Purnawirawan Agus Widjojo bercerita tentang peran Gubernur Lemhannas Letjen (Purn) Agus Widjojo dalam reformasi TNI. Buku tersebut diluncurkan di Jakarta pada Rabu (25/8).

Buku tersebut membahas peran eks Komandan Sesko ABRI tersebut sebagai sosok intelektual militer dan pendidik dalam menyusun serta melaksanakan konsep reformasi TNI. Hal itu ditunaikan Agus ketika menjadi Wakil Ketua MPR mewakili Fraksi TNI pada 2001 hingga 2003.

Dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (26/8), buku Tentara Kok Mikir menjabarkan kembali pemikiran Agus Widjojo terkait dengan reformasi militer dan profesionalisme TNI. Selama ini, kata Agus, muncul anggapan seorang prajurit cukup mengikuti perintah dan tidak perlu berpikir.

Tetapi, Agus sebagai berseberangan dengan anggapan itu sebagai. "Menjadi orang cerdas dan berpikir melampaui zaman kadang punya konsekuensi. Agus Widjojo harus terbiasa berbenturan dengan banyak orang karena gagasannya sulit diterima dan dimengerti orang lain," demikian penggalan cerita dalam buku itu.

Selain mengangkat kisah menjadi TNI profesional atau menjalankan Dwifungsi ABRI, gagasan reformasi komando Teritorial, serta keterlibatan Agus sebagai anggota Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP) RI-Timor Leste yang menangani dugaan pelanggaran HAM, tertuang dalam buku tersebut.

Dituangkan pula pandangan Agus soal tuduhan kepada dirinya sebagai sosok yang 'Terlalu Amerika' atau 'Komunis'. Buku ini juga memberi ruang pada sisi humanis, keluarga, kemiliteran, dunia lembaga swadaya masyarakat (LSM), serta aktivitas organisasi Agus.

Sejumlah teman seangkatan Agus Widjojo di Akademi ABRI (Akabri)  tahun 1970 menghadiri peluncuran buku tersebut. Di antaranya, Menko Maritim dan Investasi Jenderal Kehormatan (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan dan mantan Duta Besar RI untuk Filipina Letjen (Purn) Johny Josephus Lumintang.

Mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, mantan Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya (Purn) Bagus Puruhito, serta Nani Sutojo yang merupakan adik Agus Widjojo juga menghadiri acara tersebut. Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono yang merupakan mantan atasan Agus hadir secara virtual.

Pada September 2021, Agus diproyeksikan menjadi Dubes RI untuk Filipina. Dia pun akan mengakhiri jabatan sebagai gubernur Lemhannas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement