Sabtu 21 Aug 2021 19:43 WIB

Satgas: Kasus Covid-19 Turun tapi Belum Konsisten

Satgas mengatakan positivity rate Covid-19 masih di atas 10 persen.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati  / Red: Bayu Hermawan
Virus Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Virus Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencatat kasus Covid-19 di Indonesia menunjukkan tren penurunan. Namun, berkurangnya kasus Covid-19 di Indonesia belum konsisten.

"Situasi beberapa hari terakhir sebenarnya trennya menurun tetapi belum konsisten. Sebenarnya kami ingin kasus terus turun tetapi kadang masih naik, kadang turun," kata Anggota Sub Bidang Tracing Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19, Retno Astri Werdhani, saat mengisi konferensi virtual  BNPB bertema Penyuluhan Protokol Kesehatan kepada Masyarakat Lintas Komunitas di Sulawesi Selatan, Sabtu (21/8).

Baca Juga

Retno melanjutkan, apalagi positivity rate Covid-19 Indonesia kini masih diatas 10 persen. Ia mengatakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan positivity rate bisa ditekan kurang dari 5 persen.

Untuk itu, Satgas meminta masyarakat jika melihat data tidak sekadar kasus Covid-19 yang menurun, tetapi apakah positivity ratenya sudah mencapai target atau belum. Pihaknya juga menggarisbawahi provinsi yang berbeda-beda dalam laporan kasus baru. 

Saat ini, dia menambahkan, provinsi berlomba-lomba tidak masuk 10 besar dalam laporan kasus baru. "Sayangnya Sulawesi Selatan masuk 10 besar. DKI Jakarta yang awalnya keluar dari 10 provinsi teratas juga masuk lagi ke 10 besar," katanya.

Per 20 Agustus 2021, pihaknya mencatat provinsi dengan kasus terbanyak adalah Jawa Barat sebanyak 2.742, kemudian Jawa Timur 2.508, Sumatra Utara 1.481, Jawa Tengah 1.432, Bali 1.039, Jakarta 969, Kalimantan Timur 921, DI Yogyakarta 820, Riau 764, Sulawesi Selatan 685, dan Kalimantan Selatan 644. Tak hanya kasus positif, ia mengakui pasien Covid-19 yang meninggal dunia masih diatas 1.000 per hari. 

"Padahal, saat 2020 atau tahun lalu, kematian harian sangat jauh dibawah 1.000, bahkan bisa hanya 100 hingga 200 per hari," ujarnya.

Retno mengakui, persoalan nyawa memang perlu diperhatikan. Artinya, pihaknya mengakui, meski pemerintah sudah melakukan pengendalian Covid-19 namun belum konsisten. Ia menambahkan, masih ada faktor lain yang perlu ditingkatkan perannya. 

"Kami butuh bantuan bapak/ibu sekalian, tokoh masyarakat, dan masyarakat karena menjadi garda terdepan," ucapnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement