Kamis 19 Aug 2021 09:40 WIB

Jabar Targetkan Segera 100 Persen Wilayah Akses Internet

Gubernur ingin menawarkan rumus tinggal di desa rezeki kota dengan digitalisasi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus raharjo
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan kondisi terkini terkait penyebaran Covid 19. Menurutnya, pekan ini situasi sudah membaik tapi belum terkendali sepenuhnya.
Foto: istimewa
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan kondisi terkini terkait penyebaran Covid 19. Menurutnya, pekan ini situasi sudah membaik tapi belum terkendali sepenuhnya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mendukung program Data and Digital Discussion (3D) dari Komisi Pemilihan Umum Jawa Barat. Salah satunya adalah dengan menyiapkan cetak biru atau blue print terkait dengan desa digital.

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Pemprov Jawa Barat sedang mengejar target 100 persen akses internet. Sehingga tidak ada lagi desa yang tidak tersentuh akses komunikasi dan internet atau blankspot.

"Nanti kalau ada Pemilu 2024 mau pilpres, pileg, pilkada serentak itu insya Allah di Jawa Barat sudah sangat siap," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat menjadi narasumber secara virtual program Data And Digital Discussion dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu malam (18/8).

Menurut Emil, akses digital menjadi sangat penting membantu kegiatan masyarakat. Termasuk juga dalam mendukung kegiatan demokrasi yang diselenggarakan oleh KPU. "Kuncinya bahwa akses digital ini menjadi penting. Sehingga nanti pada saat dibutuhkan dan dimanfaatkan oleh kegiatan demokrasi kami bisa dengan siap memaksimalkan itu," katanya.

Selain untuk mendukung demokrasi, kata dia, desa digital itu juga mengangkat perekonomian masyarakat. Dengan akses digital, masyarakat bisa memasarkan produknya ke seluruh Indonesia bahkan bisa mendunia.

"Kawasan desa digital terus kita tingkatkan sehingga nanti ukurannya selain hadirnya infrastruktur hadirnya kesejahteraan oleh akselerasi kendaraan yang disebut digital itu. Makanya nanti ada rumus yang kita sebut tinggal di desa rezeki kota. Itu konsep yang ingin kami tawarkan," ujarnya.

Justru, kata dia, setelah Covid-19 ini tinggal di desa itu lebih aman dari penyakit. Tapi kalau tanpa digital, tinggal di desa jauh dari kesejahteraan. Dengan adanya digital maka tidak ada bedanya kerja di desa di kota asal ada akses itu mudah.

"Dulu ada sabun buatan warga desa omzetnya hanya Rp 5 juta sebulan. Sekarang sudah ratusan juta. Karena berhasil kita jual melalui fasilitas digital center di desa-desa kami," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement