REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbudristek, Jumeri mengatakan ikhtiar untuk mengurangi learning loss salah satunya adalah dengan sekolah tatap muka. Namun, jangan sampai melupakan aspek kesehatan.
"Ikhtiar kita untuk mengurangi learning loss harus memperhatikan bahwa kesehatan menjadi prioritas pertama," kata Jumeri, dalam webinar Vaksinasi pada Peserta Didik untuk Persiapan PTM Terbatas, Sabtu (7/8).
Saat ini, vaksinasi kepada guru dan anak usia 12-17 tahun masih terus dilakukan. Jumeri mengajak agar para guru menjadi duta vaksinasi yang mengedukasi masyarakat di sekitarnya.
Menurut dia, guru di masyarakat dikenal sebagai orang yang mempunyai pengetahuan dan pintar. Oleh karenanya, guru bisa berperan bagi masyarakat untuk mendorong vaksinasi dengan berita yang tidak menyesatkan.
"Saya punya keyakinan apabila bapak ibu guru, kepala sekolah memberikan edukasi kepada masyarakat akan banyak dipercaya dan bisa diikuti oleh masyarakat," kata dia lagi.
Ia mendorong agar semua pihak yang wajib mengikuti vaksinasi ikut divaksin. Semua orang, kata Jumeri, harus yakni bahwa Covid-19 benar-benar ada dan banyak orang yang sudah merasakan sakit.
"Kita harus disiplin menanamkan nilai-nilai kesehatan, keluarga, sekolah kita. Sekaligus kepada orang tua peserta didik," ujar Jumeri menegaskan.
Hingga saat ini, berdasarkan data yang diterima Kemendikbudristek baru 31 persen guru yang sudah dilakukan vaksin kedua. Sementara itu, lanjut dia, sisanya 40 persen masih divaksinasi pertama.
Peserta didik remaja yang menjadi target vaksinasi tahap satu hingga 4 Agustus 2021 sebanyak 1,02 juta atau empat persen dari sasaran. Sementara itu, kata Jumeri, peserta didik remaja yang mendapatkan vaksin kedua masih sebanyak 0,2 persen dari total target.