REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman mengatakan bahwa pandemi adalah krisis kesehatan masyarakat yang harus direspon dengan bobot utama pada strategi preventif, deteksi dini, dan promotif. Bukan memandangnya sebagai sesuatu yang bisa dibisniskan.
"Krisis yang artinya memang kita tidak bisa merespon ini dengan bisnis as usual, dan krisis artinya juga kita budayakan sistem kesehatan yang ada dan kuat. Bukan membuat sistem yang baru," ujar Dicky dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (7/8).
Kebijakan dalam menangani krisis pandemi, kata Dicky, haruslah berbasis kesehatan. Apapun sektor yang diinginkan cepat pulih, tetap harus berlandaskan aspek kesehatan.
"Termasuk dalam pertimbangan pemulihannya, pertimbangan pengetatan, pertimbangan pelonggaran," ujar Dicky. Meski begitu, kata kunci terakhir dalam penanganan pandemi adalah masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang berada di semua lapisan, baik pemerintahan, DPR, hingga warga pada umumnya.
"Ini artinya setiap individu harus akan harus menjadi subjek dan memiliki peranan penting dalam merespon pandemi ini," ujar Dicky. Penanganan pandemi, khususnya Covid-19 saat ini haruslah berfokus pada tindakan preventif, yakni testing, tracing, dan treatmet. Termasuk dengan vaksinasi yang diharapkan dapat memunculkan kekebalan komunitas atau herd immunity.
"Dan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas) itu juga akan sangat menentukan keberhasilan penanganan pandemi," ujar Dicky.