"Nasabah-nasabah yang tidak bisa mengangsur karena pandemi tidak dikategorikan macet. Karena kalau macet, urusannya panjang. Berarti harus menunggu lama diratifikasi menjadi tidak macet, legalnya rumit. Sehingga kami tahan," kata Wimboh.
Untungnya, semakin waktu berjalan, pemerintah dan rakyat bisa terus berjuang, dan situasi semakin membaik. Terlebih belakangan BPS sudah mengumumkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07 persen. Hal ini sejalan dengan indikator lain yang juga meningkat.
"Kegiatan dunia usaha semakin ekspansif dan juga kapasitas produksi ekonomi sudah tumbuh atau usaha sudah tumbuh. Manufacturing index angka-angka statistik sudah membaik, ini sudah hampir sama sebelum pandemi," urainya.
"Keyakinan konsumen sudah meningkat, indeks penjualan ritel sudah meningkat, inflasi sudah terkendali. Indikator di perbankan sama. Kredit mulai meningkat dan ada sektor konstruksi yang kalau kita lihat kenaikannya cukup fantastik," ungkap Wimboh.
Saat ini, pihaknya mengapresiasi perintah Presiden Joko Widodo yang meminta agar pembangunan infrastruktur terus berjalan. Dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono juga mengatakan bahwa sektor konstruksi harus terus bergerak. Dalam konteks itu, OJK juga mendukung agar jasa konstruksi tidak berhenti.