REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, meminta masyarakat untuk memulai kebiasaan baru dalam menghadapi Covid-19. Salah satunya, kata dia, ketika merasa tidak enak badan, maka laporkanlah hal tersebut dengan segera ke puskesmas untuk diperiksa lebih lanjut.
“Dulu kalau kita masuk angin yang kita lakukan adalah kerokan. Nah, sekarang kebiasaan baru kita begitu badan kita terasa greges, maka yang kita lakukan adalah segera ke puskesmas untuk diperiksa dan bila kita dinyatakan positif harus melaksanakan isolasi terpusat atau isoman,” kata Hadi dalam siaran pers, Senin (2/8).
Panglima TNI menyampaikan, jika ada warga yang terkonfirmasi Covid-19, para Babinsa sebagai tenaga penelusur harus segera melakukan penelusuran kontak erat kepada 15 orang terdekat. Terhadap warga yang ditelusuri itu akan dilakukan swab antigen untuk kemudian melakukan isolasi mandiri selama kima hari.
Setelah itu, mereka akan melakukan swab PCR. Jika hasilnya positif, maka akan kembali melaksanakan isolasi. Hadi mengatakan, apabila terdapat warga tidak mau di-swab PCR, maka harus melaksanakan isolasi selama 14 hari. "Tapi sebetulnya kalau positif begini, dokter-dokter sudah tahu kalau dia OTG ringan, sedang atau berat,” ujarnya.
Panglima TNI mengatakan hal tersebut saat melakukan peninjauan di Puskesmas Polowijen Kota Malang, Jawa Timur. Pada kesempatan itu dia juga meminta masyarakat untuk tetap menggunakan masker dan selalu menerapkan protokol kesehatan. Sebab, kata dia, pandemi Covid-19 masih belum selesai dan terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
“Masker cukup ampuh untuk melindungi diri dari paparan Covid-19, oleh sebab itu saya mengimbau masyarakat untuk semangat untuk menggunakan masker. Karena 95 persen kita akan terlindungi kalau menggunakan masker,” jelas Hadi.
Menurut Panglima TNI, menggunakan masker dan isoman adalah kebiasaan baru yang harus dilakukan untuk menghadapi pandemi Covid-19. “Ini harus jadi kebiasaan baru, jadi masker dan isoman harus dijadikan kebiasaan baru, karena kita hidup dengan Covid-19,” tutur dia.