Senin 26 Jul 2021 20:25 WIB

BPIP-Kemendikbud Komitmen Internalisasi Pancasila di Sekolah

Banyak sekolah yang belum mampu merumuskan nilai-nilai dasarnya

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Kementerian Kebudayaan Ristek dan Teknologi berkomitmen menginternalisasi nilai-nilai Pancasila di sekolah.
Foto: BPIP
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Kementerian Kebudayaan Ristek dan Teknologi berkomitmen menginternalisasi nilai-nilai Pancasila di sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Kementerian Kebudayaan Ristek dan Teknologi berkomitmen menginternalisasi nilai-nilai Pancasila di sekolah. Komitmen bersama tersebut ditegaskan pada kegiatan workshop implementasi skala mikro indeks aktualisasi nilai-nilai Pancasila 2021 yang didukung Sekolah Global Sevilla School Pulo Mas secara daring Jumat, (23/7).

Pada workshop tersebut, seperti ditulis laman BPIP, disepakati pentingnya kolaborasi dalam mengimplementasikan nilai Pancasila pada pendidikan nasional di sekolah. Dalam mengimplementasikan nilai Pancasila di sekolah, peran Kemendikbud Ristek sangat penting. Workshop ini akan dilanjutkan untuk mewujudkan upaya mengkristalkan nilai-nilai Pancasila dalam dunia pendidikan.

“BPIP memiliki aksi nasional, dalam penetapan kurikulum pendidikan sudah memasukkan nilai-nilai Pancasila. Ini membutuhkan kerja sama BPIP dan Kemendikbud Ristek, Bappenas dan lembaga lain,” ujar Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Prakoso dikutip dari tempo.co.

Melalui kerja sama tersebut, Prakoso berharap ketika nilai Pancasila diukur secara nasional atau menggunakan platform  di Kementerian Pendidikan Nasional dan Ristek, bisa terwujud. Sehingga karakter nilai-nilai Pancasila terpatri dalam setiap jiwa para pelajar.

Salah satu sekolah percontohan yang menerapkan nilai-nilai Pancasila adalah Sekolah Global Sevilla. Sekolah ini dinilai mampu menerapkan pendidikan karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila kepada pendidik dan siswanya. Diantaranya menghargai keberagaman,  rutin mengunjungi rumah panti jompo setiap tahun, dan mengajarkan Bahasa Inggris kepada anak-anak yatim piatu di panti asuhan.

Head of Academic Development Global Sevilla School, Putu Mudita, mengaku terharu melihat langsung bagaimana para siswanya berinteraksi dengan anak-anak panti asuhan tersebut. Sikap para siswa tersebut sesuai dengan cita-cita pendiri Sekolah Global Village.

”Impian para pendiri (Global Sevilla) adalah mendidik para siswa agar memiliki kemampuan akademik dan membangun karakter. Menggembangkan pelajaran yang menyenangkan dan bermakna dengan menanamkan nilai-nilai universal seperti giving, compassion dan self- control,” kata Putu. Tiga nilai dasar dari Sekolah Global Sevilla tersebut menjadi dasar bagi para guru dalam membimbing , mendidik dan mengevaluasi.

Idealnya setiap sekolah memiliki  visi-misi. Namun pada umumnya banyak sekolah yang belum mampu merumuskan nilai-nilai dasarnya. “Hal ini lantaran kondisi setiap sekolah sangat beragam. Sekolah seperti Global Sevilla Sangat sedikit.  Padahal  membangun karakter sebuah sekolah  penting agar bisa menerapkan nilai dasar dasar yang diinginkan,” ujar  Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal GTK, Kemendikbud Ristek, Rachmadi Widdiharto.

Menurut Rahmadi, yang menjadi hambatan adalah kemampuan  sekolah melakukan perumusan nilai–nilai dasar, melakukan sosialisasi, mengimplementasikan dan diukur.

“Saya setuju dengan langkah yang dilakukan BPIP yakni  menyusun indeks aktualisasi nilai-nilai Pancasila. Sasarannya adalah masyarakat, maka  satuan skala mikronya adalah sekolah sebagai  miniatur dari masyarakat,” ujar Rachmadi yang sudah 35 tahun berpengalaman sebagai guru dan memimpin beberapa sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement