Ahad 01 Aug 2021 18:35 WIB

Pasien Covid Meninggal di Riau Mayoritas Belum Divaksinasi

Dalam satu jam, ada satu atau dua orang meninggal akibat Covid-19 di Riau.

Mayoritas pasien meninggal dunia akibat Covid-19 di Riau belum divaksinasi (ilustrasi).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Mayoritas pasien meninggal dunia akibat Covid-19 di Riau belum divaksinasi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU --  Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Riau, dr Indra Yovi, mengatakan kasus kematian karena terpapar Covid-19 di wilayah itu beberapa hari ini mengalami peningkatan. Sebagian besar yang meninggal belum divaksinasi.

"Rata-rata pasien yang meninggal berusia di atas 50 tahun dan belum divaksinasi Covid-19. Jadi, pentingnya vaksin itu untuk meningkatkan kekebalan terhadap kemungkinan terpapar Covid-19 yang berat. Kalau sudah divaksin, jika kena Covid-19 kondisinya ringan dan sedang," kata Indra Yovie di Pekanbaru, Ahad (1/8).

Dia mengatakan pasien Covid-19 yang meninggal tersebut pada umumnya terlambat dibawa ke rumah sakit. Pada umumnya pasien dibawa ke rumah sakit dalam kondisi sudah berat.

"Sekarang kasus kematian di atas 40 orang, dalam satu jam hampir satu atau dua orang meninggal. Sebulan lalu saya bilang setiap tiga jam ada satu pasien meninggal. Sekarang, setiap satu jam ada satu sampai dua pasien meninggal," ujarnya.

Pada Sabtu (31/7) terdapat 50 kasus kematian pasien Covid-19 di seluruh wilayah Riau yang tersebar di 12 kabupaten dan kota, kecuali Kabupaten Kepulauan Meranti yang tidak ada kasus kematian. Indra Yovi mengatakan, tingginya angka kematian juga disebabkan tingginya jumlah kasus. Sedangkan, tingginya kasus akibat menurunnya disiplin masyarakat menerapkan protokol kesehatan.

Dia menyebut, semakin banyak jumlah yang positif, banyak pula pasien meninggal. "Itu rumusan pasti. Kalau mau menurunkan angka kematian ya harus diturunkan angka hariannya dengan cara meningkatkan protokol kesehatan. Bukan testing-nya yang dikurangi, itu tak boleh. Sekarang testing di Riau sudah melebihi standar WHO, mencapai lebih 4.000 sampel per hari," jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement