Rabu 28 Jul 2021 16:07 WIB

Keputusan Mundur Simone Biles yang tidak Mengejutkan

Simone Biles pilih fokus pada kesehatan mentalnya.

Atlet gimnastik AS, Simone Biles, memutuskan mundur dari final senam perseorangan Olimpiade 2020 Tokyo.
Foto: EPA
Atlet gimnastik AS, Simone Biles, memutuskan mundur dari final senam perseorangan Olimpiade 2020 Tokyo.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Indira Rezkisari, Antara

Juara bertahan Simone Biles menyatakan mengundurkan diri dari final semua alat atau all-around senam perseorangan Olimpiade Tokyo. Pengunduran dirinya dilakukan karena kekhawatiran berkelanjutan atas kesehatan mentalnya, kata USA Gymnastics mengkonfirmasi keputusan tersebut.

Baca Juga

"Setelah evaluasi medis lebih jauh, Simone Biles telah mengundurkan diri dari final all-around perseorangan putri Olimpiade Tokyo agar fokus kepada kesehatan mentalnya," sambung USA Gymnastics, dalam pernyataannya, Rabu (28/7).

Federasi senam AS itu mengatakan keputusan mengenai apakah Biles akan berlomba dalam final nomor-nomor perorangan akan diambil setelah melewati evaluasi harian. "Simone akan terus dievaluasi setiap hari untuk menentukan apakah akan berpartisipasi atau tidak dalam final nomor perseorangan pekan depan," tambah pernyataan USA Gymnastics.

Jade Carey akan menggantikan Biles dalam final nomor semua alat ini. "Kami dengan sepenuh hati mendukung keputusan Simone dan memuji keberaniannya dalam memprioritaskan kesehatannya," kata USA Gymnatics. "Sekali lagi keberaniannya menunjukkan mengapa dia menjadi panutan bagi banyak orang."

Keputusan Biles mundur dari all-around terjadi setelah mundur dari final beregu putri Selasa kemarin. Superstar berusia 24 tahun itu tiba-tiba tercoret dari kompetisi setelah melewatkan satu rotasi dengan alasan masalah kesehatan mental.

Dikutip dari NY Post, Rabu (28/7), keputusan Biles mundur untuk fokus pada kesehatan mentalnya sebenarnya tidak mengagetkan bagi penggemar Biles. Setelah tampil pada hari Senin di Tokyo Biles sudah mengisyaratkan dia menghadapi perjuangan sendiri. Lewat akun Instagramnya, dia mengatakan, "Saya sungguh merasa seperti menanggung beban dunia di pundak."

"Saya tahu saya bisa membuang perasaan itu dan membuatnya seperti beban tersebut tidak mempengaruhi saya. Tapi itu kadang berat, hahaha! Olimpiade bukan main-main," katanya di unggahan Instagramnya.

Saat konferensi pers kemenangan medali perak timna kemarin, Biles seperti menyatakan lagi perasaan menanggung beban di pundaknya. "Saat kamu ada di situasi stres super tinggi, kamu sangat mungkin seperti menggila. Saya harus fokus ke kesehatan mental saya dan tidak mempertaruhkan kesehatan dan keadaan baik saya," katanya.

Ia melanjutkan, manusia harus melindungi tubuh dan pikirannya. "Sangat menyebalkan ketika kita beradu dengan pikiran sendiri."

Dalam konferensi pers tersebut Biles namun menyembunyikan gundah yang dirasakannya. Sesuatu yang akhirnya diputuskan olehnya hari ini untuk mundur dari kompetisi Olimpide.

"Ada lebih dari kehidupan ini selain gimnastik," katanya. "Sayang disayangkan ini terjadi di titik ini. Karena saya ingin bisa menjadi lebih baik. Saya akan menjalaninya satu per satu dan kita akan lihat bagaimana nanti semua berjalan."

Biles mengatakan ia tidak mengalami cedera satu pun kecuali harga dirinya. Secara fisik dia dalam kondisi prima. Namun secara emosional, ia mengatakan kondisinya tergantung waktu dan momen.

Biles mengakui inspirasinya untuk fokus pada kesehatan mentalnya datang dari petenis Naomi Osaka. Osaka tahun ini mengejutkan penggemar saat mundur dari Prancis Terbuka dan melewatkan Wimbledon karena merasa stres. Tekanan dirasakannya akibat harus melakukan konferensi pers usai tiap pertandingan.

Langkah Biles bukan sendirian. Sebelumnya pemenang 23 medali Olimpiade perenang AS Michael Phelps juga mengakui di 2018 kalau dia mengalami depresi dan kecemasan.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Simone Biles (@simonebiles)

Jalan menuju Olimpiade bagi seorang Simone Biles sebenarnya tidak mudah. Biles kecil bersama tiga saudaranya merasakan asuhan sang ibu yang membuatnya traumatik. Ketika ibunya Shannon Biles tidak bisa merawat anak-anaknya, Biles beruntung karena diadopsi oleh kakeknya pada tahun 2003. Kakak-kakaknya namun harus keluar masuk panti asuhan.

Kakek kandungnya itu mendorong kecintaan Biles pada gimnastik. Langkahnya berlatih gimnastik tersandung penampilan buruk pada pertandingan US Classic di 2013. Setelah itu kepercayaan diri Biles menurun. Dia pun sempat ditangani psikolog olahraga untuk membantu mengendalikan ketegangannya.

Lalu pada 2016, peretas mengakses data kesehatan Biles lalu menyebarkannya. Sejak itu dunia tahu kalau Biles memiliki kondisi ADHD atau Attention Deficit dan Hyperactivity Disorder. Ia harus menjalani pengobatan untuk kondisinya tersebut.

Lewat akun Twitternya, Biles menjelaskan dia tidak takut atas diagnosa tersebut. "Memiliki ADHD dan minum obat untuk itu bukan sesuatu yang memalukan. Saya tidak takut orang tahu," cicitnya di Twitter.

Lalu pada 2018 ketika kasus dokter para atlet gimnastik Larry Nassar muncul ternyata nama Biles disebut. Ia menjadi satu dari 100 wanita yang pernah dilecehkan oleh Nassar. Perilaku Nassar kepada Biles bahkan membuat sempat memikirkan bunuh diri.

Biles adalah atlet gimnastik yang sudah mengikuti Olimpiade sejak 2016 di Rio de Janeiro. Jumlah medali yang sudah diperolehnya lebih banyak dari atlet gimnastik lain.

Sebelum menyabet medali di Olimpiade Tokyo tahun ini dia sudah memiliki lima medali. Yaitu empat emas dan satu perunggu.

Perolehan medali tersebut didapatkannya dari tiga medali emas individu untuk senam lantai, vault, dan all-around competition, satu medali emas secara tim dan satu medali perunggu dari balance team.

Raihan empat medali emas menjadikannya mencetak rekor untuk medali emas Olimpiade terbanyak oleh atlet gimnastik perempuan Olimpiade di kategori individu. Pada Olimpiade Tokyo 2020, Biles sudah mendapatkan medali perak bersama timnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement