REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Cakupan vaksinasi Covid 19 di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah masih jauh dari harapan. Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengaku sudah berulang kali meminta pada pemerintah pusat atau provinsi agar memperbanyak pasokan vaksin.
Namun sejauh ini, jumlah vaksin dan rutinitas pengiriman vaksin yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan. "Ibaratnya, setiap hari sudah merengek-rengek saya dan pak bupati minta agar pasokan vaksin di Banyumas bisa diperbanyak. Tapi sejauh ini, datangnya masih tersendat-sendat dan jumlahnya juga tidak banyak," katanya, Senin (26/7).
Menurutnya, cakupan vaksin di Kabupaten Banyumas hingga saat ini sekitar 277 ribu warga. Dari jumlah itu, sebanyak 167 ribu jiwa baru mendapat satu kali suntik, sedangkan 112 ribu jiwa sudah mendapat dua kali suntikan.
Sementara jumlah target sasaran vaksin di Banyumas tercatat sebanyak 1,4 juta. "Berdasarkan data tersebut, jumlah warga yang sudah mendapat dua kali suntikan baru mencapai sekitar delapan persen. Sedangkan yang mendapat satu kali suntikan 12 persen," jelasnya.
Dia juga menyebutkan, untuk jenis vaksin yang diterima Pemkab Banyumas, sejauh ini adalah Sinovac. "Kami belum pernah mendapat pasokan vaksin dari merek lain. Termasuk Moderna yang kabarnya akan diberikan sebagai tambahan vaksin bagi tenaga kesahatan, sampai sekarang belum kami terima," katanya.
Terkait masalah kepastian pasokan vaksin ini, dia minta agar lembaga-lembaga di Banyumas yang menyelenggarakan program vaksinasi tidak buru-buru mengumumkan program vaksinasi gratis. Hal ini mengingat pasokan dan jumlah vaksin yang diterima masih seringkali tidak menentu.
"Nanti saja, kalau vaksin dan jumlahnya sudah benar-benar diterima, baru pelaksanaan vaksinasinya diumumkan. Dengan demikian sudah bisa dipastikan jatah vaksinnya untuk berapa orang. Jangan sampai masyarakat kecewa karena sudah datang ke lokasi vaksinasi atau mendaftar, ternyata tidak mendapat suntikan vaksin karena jatahnya sudah habis," katanya.