Senin 26 Jul 2021 14:28 WIB

PPKM Level 4, Kelonggaran demi Usaha Masyarakat Kecil

Pada PPKM Level 4, sektor ekonomi non-esensial boleh beroperasi dengan aturan khusus.

Pedagang menunggu pembeli di los pakaian Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Senin (26/7). Pasar Beringharjo kembali dibuka semua los usai ditutup selama PPKM Darurat.
Foto:

Merujuk pada relaksasi kegiatan ekonomi pada daerah berstatus PPKM Level 4, Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat kembali dibuka mulai hari ini, Senin (26/7). Namun, jam operasionalnya masih dibatasi, dibuka mulai pukul 07.00 WIB hingga 15.00 WIB.

"Iya hari ini Pasar Tanah Abang sudah mulai buka lagi," kata pengelola Pasar Tanah Abang Heri Supriyatna saat dikonfirmasi, Senin.

Kapasitas pengunjung pasar grosir terbesar di Asia Tenggara itu juga dibatasi maksimal sebesar 50 persen. Pengunjung dan pedagang pasar wajib menunjukkan bukti vaksinasi Covid-19.

"Pedagang dan pengunjung pasar diminta secara wajib menunjukan bukti vaksin (kartu/sertifikat/SMS) ketika akan memasuki pasar. Hal ini mengingat vaksinasi yang sudah cukup banyak dilakukan di seluruh wilayah DKI Jakarta," kata Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/7).

Kemudian, sambung Arief, untuk area makan dan minum, setiap pelanggan yang akan makan maupun minum diberi waktu maksimal 20 menit. Sehingga, pelanggan dapat menghabiskan makanan maupun minuman yang sudah dipesan di lokasi tersebut.

Dia pun mengimbau kepada seluruh pengunjung dan pedagang untuk selalu mematuhi aturan protokol kesehatan yang berlaku. "Dan dimonitor oleh masing-masing penanggung jawab yang ada di pasar. Sehingga area pasar tidaj menjadi tempat penularan penyakit, seperti Covid-19," tutur dia.

Dibuka sektor ekonomi kecil non-esensial berdampak pada kenaikan jumlah penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bogor pada hari pertama perpanjangan PPKM Level 4, Senin (26/7). Peningkatan penumpang terjadi karena pekerja di sejumlah sektor sudah mulai kembali beraktivitas.

“Hari ini memang sudah ada sektor yang dibuka, non-formal seperti bengkel, pedagang, juga ada tempat makan yang diizinkan sehingga volume kami naik hari ini,” kata VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba di Stasiun Bogor, Senin (26/7).

Anne mengatakan, sejak pukul 04.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB, pihaknya telah melayani sekitar 60 ribu penumpang pada keberangkatan pagi. Dibandingkan pada PPKM sebelumnya, jumlah tersebut meningkat sebesar 20 persen.

“Yang biasanya sampai jam 08.00 WIB itu kita melayani sekitar 40-50 ribu, hari ini hampir 60 ribu kita layani. Jadi kenaikan 20-25 persen tadi dari jam 04.00 WIB sampai 06.30 WIB,” jelasnya.

Lebih lanjut, Anne mengatakan, aturan untuk para pekerja masih sama seperti yang diterapkan sejak awal PPKM Darurat. Di mana, calon penumpang wajib menunjukan Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP).

Begitu juga protokol kesehatan bagi para penumpang, seperti penggunaan masker dua lapis, dan pembatasan kapasitas di setiap gerbong. Anne mengatakan, saat ini PT KAI Commuter membatasi kapasitas 52 orang per gerbong.

“Untuk dokumen perjalanan tidak ada yang berubah jadi pengguna jasa Commuter Line tetap membawa surat keterangan kerja baik dari perusahaan atau pemerintahan setempat. Mungkin pro dan kontra ada tapi kita lihat prosesnya mereka tertib,” ucapnya.

Ahli epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) Atik Choirul Hidajah menilai, PPKM Level 4 masih perlu diperpanjang. Ini karena PPKM Darurat yang dimulai sejak 3 Juli lalu ini dapar menurunkan mobilitas masyarakat di wilayah Jawa dan Bali di luar area pemukiman siginifikan.

Ia mengungkap data, ada sebagian yakni di tiga provinsi secara rata-rata pengirimannya sudah mencapai target 50 persen, tetapi wilayah lainnya belum.

"PPKM perlu diperpanjang tetapi kualitas hal-hal yang menyertai pelaksanaannya perlu ditingkatkan," ujar Atik saat dihubungi, Ahad (25/7).

Ia mengatakan, masih adanya mobilitas masyarakat ini dikarenakan masih banyaknya yang mesti beraktivitas meski PPKM tetap berlaku.

"Masyarakat masih mobile karena masih harus bekerja, sehingga untuk 'memaksa' masyarakat mau di rumah adalah mencukupi kebutuhan hidup masyarakat per hari mereka tidak bekerja. Selama ini bansos yang diberikan jumlahnya jauh di bawah kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Jika pemerintah memilih untuk melonggarkan PPKM Level 4, pemerintah harus melakukan berbagai antisipasi, yakni penanganan di hulu maupun di hilir. Ia mengatakan, di hilir, kasus masih akan tetap tinggi karena kegiatan testing, tracing dan treatment (3T) yang selama PPKM tetap tidak optimal. Karena itu, pemerintah harus menyiapkan penambahan kapasitas tempat tidur RS, obat, oksigen, rumah isolasi.

"Sedangkan di hulu penegakan prokes dan percepatan vaksinasi," katanya.

photo
Infografis: Kasus sembuh dan meninggal jadi rekor pekan lalu - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement