REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak rektorat Universitas Kristen Indonesia (UKI) menolak dikaitkan dengan pernyataan kontroversi salah satu alumnusnya, dr Lois Owien, mengenai kematian pasien Covid-19 akibat interaksi Obat. Pihak rektorat UKI menegaskan selalu mendukung upaya pemerintah dalam penanganan Covid-19.
Rektor UKI, Dr Dhaniswara KHarjono, mengatakan pernyataan yang disampaikan dr Lois Owien merupakan pendapat pribadi dan bukan mewakili pandangan Fakultas Kedokteran UKI. "Wawancara drLois yang dikaitkan dengan almamaternya tidak tepat karena yang bersangkutan bertindak atas namanya sendiri," kata Dhaniswara K Harjono dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (15/7).
Dhaniswara menegaskan, bahwa Fakultas Kedokteran UKI sejak awal pandemi selalu mendukung upaya pemerintah dalam penanganan Covid-19. Dia mencontohkan di antaranya dengan membagikan sarapan gratis sebanyak 500 porsi, berikut masker dan vitamin selama tiga bulan hingga memberi bantuan alat perlindungan diri (APD) kepada tenaga kesehatan dan vaksinasi massal Covid-19.
Lebih lanjut, Dhaniswara menjelaskan gelar pendidikan yang mereka berikan kepada alumnus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Namun mengenai tindakan alumnus setelah lulus merupakan tanggung jawab pribadi.
"Universitas Kristen Indonesia tidak dalam posisi menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan hasil wawancara tersebut," ujar Dhaniswara.