REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, dr Samuel L Simon memberikan klarifikasi mengenai pendapatnya tentang Covid-19, yang banyak beredar di media sosial (medsos). Dia pun perlu memberikan penjelasan mengenai pendapatnya yang menghebohkan dunia maya.
"Dalam beberapa waktu terakhir kami menerima banyak masukan dan informasi dari para guru besar, senior,sejawat, kawan, kerabat bahkan juga beberapa kawan dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia), MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran), dan Perdoski (Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia) yang menyesalkan karena banyak tulisan, isi pikiran, dan saripati hasil bacaan kami yang kami tulis bisa memberikan hasil yang bermanfaat bagi pembacanya,” kata Simon lewat akun Twitter, @DrSLSimonSpKK.
Setelah Simon membaca Fatwa Etik Dokter dalam aktivitas di medsos oleh MKEK Nomor 029.PB/K.MKEK/04/2021 yang mengajarkan dokter untuk senantiasa memberikan keteladanan dan edukasi yang baik kepada masyarakat, ia pun menyadari kekeliruan. "Maka saya harus mengatakan bahwa banyak tulisan saya yang penempatannya tidak tepat waktu dan tempatnya," ujanya.
BACA JUGA: Riset: Kasus Covid-19 Parah Terjadi Usai Vaksinasi Pfizer
Simon pun menyesali pendapat yang dilontarkannya terkait tes untuk pasien Covid-19. "Untuk itu saya mohon maaf sebesar-besarnya," ujar dokter alumnus Medizinische Fakultät der Freien Universitaet Berlin tersebut.
Beberapa waktu lalu, Simon membuat heboh dengan pernyataannya terkait tes polymerase chain reaction (PCR) swab atau usap. Dia juga mempertanyakan mengapa ketika seseorang dinyatakan positif tes antigen, harus diikuti tes usap.
"Kenapa sudah cek PCR antigen hasil negatif kok disuruh tes swab PCR? Gak percaya sama hasil PCR antigen? Lah kalau ga percaya kok dilakukan. Buang-buang uang," ujar Simon.
Dia juga menyebut, tes usap untuk mendeteksi pasien positif Covid-19 sebagai tes iblis. "Tes iblis PCR terhadap Sars-Cov-2 ini terus aja dilakukan, sedangkan pemeriksaan PCR terhadap virus lain penyebab influenza yang bergejala sama tidak pernah dilakukan! Yakin di hidung hanya ada virus Sars-Cov-2? Lah gejala Covid sama kok dengan flu bukan gejala baru. Di mana nalar?” ucap Simon.
BACA JUGA: Covid Tembus 50 Ribu, Luhut: Relatif Masih Terkendali
Sebelumnya, masyarakat juga dihebohkan oleh pernyataan dokter Lois Owien, yang tidak percaya Covid-19. Dia juga menganggap banyaknya pasien Covid-19 yang meninggal karena divaksin.
Harusnya yg melanggar peraturan dipidana ben kapok. Jelas2 tes PCR hanya utk org yg bergejala dan tidak perlu lagi dilakukan tas tis tos 10 hari kemudian? Lah ini malah tes dikejar terus sampe negatif. Jangan tanya kapan pandemi akan berakhir selama pandemi flu masih ada https://t.co/KOvqbxpgjT
— Dr. Samuel L. Simon SpKK (@DrSLSimonSpKK) May 23, 2021