Kamis 15 Jul 2021 05:33 WIB

Penjelasan Kemensos Soal Risma Ancam Mutasi Pegawai ke Papua

Risma 'mengancam' pegawai untuk dimutasi ke Papua.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Muhammad Hafil
 Penjelasan Kemensos Soal Risma Ancam Mutasi Pegawai ke Papua. Foto:  Menteri Sosial Tri Rismaharini (kiri) didampingi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (kanan) meninjau dapur umum Kementerian Sosial di Surabaya, Jawa Timur, Senin (5/7/2021). Kementerian Sosial mendirikan dapur umum di Surabaya dan menyalurkan makanan kepada tenaga kesehatan serta pasien COVID-19 sebagai bentuk layanan tanggap darurat.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Penjelasan Kemensos Soal Risma Ancam Mutasi Pegawai ke Papua. Foto: Menteri Sosial Tri Rismaharini (kiri) didampingi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (kanan) meninjau dapur umum Kementerian Sosial di Surabaya, Jawa Timur, Senin (5/7/2021). Kementerian Sosial mendirikan dapur umum di Surabaya dan menyalurkan makanan kepada tenaga kesehatan serta pasien COVID-19 sebagai bentuk layanan tanggap darurat.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan penjelasan soal pernyataan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau akrab disapa Risma yang memarahi pegawainya dan ancaman memutasi ke Papua. Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Raden Harry Hikmat menjelaskan pernyataan Mensos Risma tersebut bagian dari memotivasi jajaran Kementerian Sosial agar berani bekerja dengan keluar dari zona nyaman.

Menurut dia, Mensos 'melecut' semangat pegawai agar peka dan lebih fokus melayani masyarakat di masa kedaruratan seperti saat ini. Maka keluarlah ucapan Mensos, yang mengistilahkan "pergi ke Papua" saat mengunjungi Dapur Umum Balai Sosial Wyata Guna Bandung, Selasa (13/7) kemarin.

Baca Juga

Menurut Harry, ini merupakan upaya meningkatkan empati pegawai terhadap kondisi terkini masyarakat. Tujuannya agar pegawai mampu bekerja dengan hati, harus keluar dari zona nyaman terlebih dahulu. 

“Itulah yang dimaksudkan dengan pernyataan akan dipindahkan ke Papua, tempat yang paling jauh (dari Bandung) tapi masih di Indonesia," terang Harry, Rabu (14/7).

Ia mengingatkan, pesan tersebut agar seluruh pegawai mampu keluar dari zona nyaman. Bekerja di tengah pandemi, meninggalkan keluarga dan kenyamanan rutinitas yang dialami sehari-hari. " Ini untuk berperan mengatasi masalah sosial dari Aceh sampai Papua,” kata Harry menegaskan.

Arahan Mensos Risma dalam kunjungan kerjanya kemarin, jelas Harry, harus dimaknai sebagai cambuk untuk seluruh jajaran Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI. Apalagi dalam kunjungan tersebut sempat Balai menyuguhkan hiburan dan hiasan yang tidak perlu dalam kondisi kedaruratan.

“Kami harus belajar dari relawan Tagana (Taruna Siaga Bencana) bagaimana cara mengoperasikan dapur umum,” terangnya.

Dapur umum di Balai Wyata Guna Bandung ini diterapkan di beberapa balai sosial lain yang juga membuka dapur umum. Saat ini dapur umum dalam rangka meningkatkan ketahanan sosial masyarakat terdampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di wilayah Jawa – Bali.

Dapur Umum ini telah beroperasi di Jakarta, Bandung, Bogor, Solo, Surabaya, dan Denpasar. Dapur umum ini mendistribusikan tambahan protein dan vitamin D bagi tenaga kesehatan, tenaga operasional pendukung PPKM Darurat serta masyarakat umum yang melakukan isolasi mandiri. 

Kehadiran Kementerian Sosial dalam situasi tanggap darurat juga diwujudkan dalam pemberdayaan sosial dan penanganan pasca-bencana sebagaimana dilakukan di beberapa wilayah di Papua.

“Pasca banjir bandang awal tahun 2021 misalnya, hingga saat ini kami terus mendorong bangkitnya perekonomian masyarakat melalui penyediaan perahu long-boat, fasilitasi koperasi untuk membuka kios sembako, dan beragam kegiatan pengolahan hasil pertanian. Kami berharap jajaran kami dapat terjun langsung ke daerah-daerah di Papua pasca-PPKM Darurat ini,” paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement