Selasa 13 Jul 2021 19:07 WIB

Pintu-Pintu Tol Ditutup Kala Varian Delta Menyebar di Jateng

Akses tol di Provinsi Jateng akan ditutup pada 16-22 Juli 2021 selama PPKM Darurat.

Foto udara suasana operasi gabungan penyekatan PPKM Darurat di pintu keluar Gerbang Tol Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/7).  Akses tol di Jateng akan ditutup pada 16-22 Juli 2021 untuk membatasi pergerakan masyarakat pada masa PPKM Darurat. (ilustrasi)
Foto:

Dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng, Senin (12/7), varian baru Corona yakni varian Delta ternyata tak hanya ditemukan di Kudus. Varian Delta juga ditemukan menjangkiti warga beberapa daerah di Jateng.

"Hampir seluruh sampel kemarin yang kita kumpulkan dari beberapa kabupaten/ kota, ternyata hampir semuanya varian Delta. Kalau sudah begini, ini alert buat kita untuk semakin waspada," kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo usai memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantornya, Senin (12/7).

Ganjar menerangkan, ada 106 sampel dari beberapa kabupaten/ kota yang dites genome sequencing. Dari jumlah itu, 95 sampel positif varian Delta.

“Artinya ada 89,6 persen yang varian Delta. Bahayanya lagi, varian ini juga menyerang anak-anak di bawah usia 17 tahun. Sebanyak 23 sampel varian delta adalah sampel anak-anak, sementara sisanya dewasa,” jelasnya.

Ganjar memerinci, daerah yang sampelnya terkonfirmasi varian Delta di antaranya Kudus, Salatiga, Jepara, Grobogan, Magelang, Kota Magelang, Karanganyar, dan Surakarta. Perinciannya, dari 72 sampel asal Kudus, 62 di antaranya positif varian Delta.

"Salatiga ada enam (sampel) yang dites, hasilnya lima (sampel) varian delta. Jepara ada tiga (sampel), semuanya varian Delta. Grobogan dua sampel, semuanya varian Delta. Magelang dua sampel, dua-duanya varian Delta. Kota Magelang dan Karanganyar masing-masing tiga sampel, semuanya varian Delta. Dan terakhir Solo dengan 16 sampel, semuanya varian Delta,” kata Ganjar.

Artinya, lanjut Ganjar, persentase varian Delta di Jateng cukup tinggi. Hal itulah yang diduga menjadi penyebab tingginya angka penularan kasus di Jateng akhir-akhir ini.

"Maka pergerakan masyarakat harus dikurangi. Masyarakat harus lebih tahu soal ini. Memang tidak enak, tidak nyaman. Tapi kita harus melakukan itu, sebab kalau tidak, ini akan membahayakan semuanya,” tegasnya.

Di tengah penerapan PPKM Mikro Darurat ini, Ganjar meminta seluruh masyarakat mengurangi mobilitas. Sebab sampai saat ini, mobilitas masyarakat Jateng masih cukup tinggi.

“Maka Kepolisian tadi mengatakan akan menambah lokasi-lokasi penyekatan. Saya minta antar bupati/ wali kota melakukan kebijakan seragam. Industri juga saya minta patuh betul pada aturan yang berlaku, yang kritikal esensial harus mengikuti ketentuan, tidak boleh ada kerumunan,” ucapnya.

Epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad, mengatakan, satu-satunya cara yang mempunyai efek cepat menghentikan penularan Covid-19 ialah menghentikan mobilitas penduduk. Makin luas pembatasan mobilitas warga, makin sedikit ruang virus Corona untuk menginfekasi manusia.

"Satu-satunya cara yang bisa punya efek cepat untuk bisa menghentikan penularan ya menghentikan mobilitas, karena virus itu kan tidak bisa bergerak, yang membuat virus bersirkulasi itu kan mobilitas manusia," ujar Riris dalam diskusi daring, Sabtu (3/7).

Dia mengatakan, protokol kesehatan saja tidak cukup untuk membentengi diri dari penularan Covid-19 ketika tingkat paparan virusnya sudah sangat tinggi. Virus Corona bekerja selama 24 jam, sedangkan protokol kesehatan hanya diterapkan di waktu dan tempat tertentu saja.

"Ini yang menyebabkan ada kalanya di saat kita sudah tidak mampu mengejar percepatan penularan kita harus menghentikan mobilitas," kata dia.

Riris menjelaskan, apabila pemerintah bisa menghentikan mobilitas penduduk dalam skala cukup besar dan lama, maka virus akan kesulitan mencari orang-orang yang masih rentan atau belum memiliki kekebalan untuk ditulari. Sehingga virus dalam tubuh seseorang akan terlebih dahulu mati sebelum menulari orang lain.

Apalagi, sudah banyak varian dari virus corona penyebab penyakit Covid-19 ini, seperti varian Delta yang mampu mereplikasi diri jauh lebih tinggi dari varian sebelumnya. Sehingga, ketika seseorang lalai menerapkan protokol kesehatan dan mobilitas warga cukup tinggi, di sanalah ada risiko besar penularan Covid-19 yang masuk melalui sistem pernapasan.

photo
Gejala Covid-19 terkait varian Delta. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement