Selasa 13 Jul 2021 14:15 WIB

Menkes: Jangan Beli Obat Covid-19 untuk Stok

Menyimpan atau membeli obat dengan jumlah besar membahayakan masyarakat yang perlu

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Hiru Muhammad
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Ady Wibowo memperlihatkan barang bukti berupa satu boks obat Covid-19 jenis azithromycin di sebuah gudang di Jalan Peta Barat, Ruko Peta Barat III C8, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (12/7) malam. Sebuah perusahaan diketahui menimbun ratusan boks azithromycin di gudang tersebut.
Foto: Republika/Febryan A
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Ady Wibowo memperlihatkan barang bukti berupa satu boks obat Covid-19 jenis azithromycin di sebuah gudang di Jalan Peta Barat, Ruko Peta Barat III C8, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (12/7) malam. Sebuah perusahaan diketahui menimbun ratusan boks azithromycin di gudang tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengimbau masyarakat untuk tidak menyimpan obat covid-19 di rumah.  Seharusnya obat-obatan tersebut dibeli dengan resep dokter dan diberikan di rumah sakit."Jadi kalau ini kita stok ini di rumah, saya mengerti karena itu memberikan rasa nyaman, tapi itu mengurangi kans satu orang yang membutuhkan untuk mendapatkan akses dan dia bisa mati," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Selasa (13/7). 

Selain itu dirinya juga mengimbau kepada perusahaan besar untuk tidak membeli obat covid-19. Ia memahami bahwa niat perusahaan baik untuk memberikan perlindungan kepada karyawannya, namun demikian hal tersebut justru akan menyulitkan mereka yang membutuhkan obat.

"Tolong bantu diimbau ke semua perusahaan besar tidak usah membeli, karena kalau dia membeli, 10.000 dia beli, itu ada 10.000 orang yang kehilangan chance-nya (kesempatanya) yang benar-benar membutuhkan. Jadi biarkan mekanis secara medis berlaku," ungkapnya.

Budi menegaskan bahwa obat covid-19 bukan untuk disimpan sebagai cadangan untuk rasa aman. Menurutnya cara-cara menyimpan atau membeli obat dengan jumlah besar akan membahayakan masyarakat yang benar-benar membutuhkan."Karena ini bahaya, nanti obatnya habis kalau dikejar semua, kita benar-benar membutuhkan ini diberikan oleh dokter, diberikan oleh rumah sakit ke orang-orang yang memang sudah sakit dan membutuhkan," ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement