Senin 12 Jul 2021 13:47 WIB

Omzet Pedagang Pisang di Lebak Naik di Tengah Pandemi

Permintaan pisang naik karena adanya kebijakan pemerintah agar warga di rumah saja

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Permintaan pisang naik karena adanya kebijakan pemerintah agar warga di rumah saja. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Permintaan pisang naik karena adanya kebijakan pemerintah agar warga di rumah saja. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK - Omzet pedagang pisang di Kabupaten Lebak, Banten meningkat di tengah pandemi Covid-19. Seorang pedagang pisang mengaku meraup keuntungan mencapai Rp 9 juta dari sebelumnya Rp 4 juta per bulan.

"Meningkatnya pendapatan itu tentu membantu ekonomi keluarga," kata Roup (55) seorang pedagang pisang di Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Senin (12/7).

Baca Juga

Permintaan pisang selama pandemi Covid-19 meningkat hingga ia bisa meraup keuntungan Rp 300 ribu per hari. Menurut dia, permintaan konsumen meningkat karena adanya kebijakan pemerintah yang membatasi kegiatan masyarakat untuk mencegah penyebaran virus corona.

Masyarakat kebanyakan tinggal di rumah bersama anggota keluarga sehingga permintaan pisang meningkat. Banyak orang yang membeli pisang sebagai makanan alternatif selama di rumah sebab pisang bisa direbus, digoreng, hingga bisa dijadikan bahan campuran makanan.

Selain itu Roup juga punya banyak langganan tetap sebagai perajin kripik pisang. "Kami beruntung omzet cukup baik karena permintaan meningkat, " katanya.

Begitu juga pedagang pisang lainya bernama Jamhuri. Pria berusia 60 tahun ini mengaku selama pandemi bisa menghasilkan keuntungan sekitar Rp 8 sampai Rp 9 juta per bulan. Beruntungnya, kata dia, persediaan pisang yang dipasok oleh petani termasuk pasokan dari petani Badui.

"Kami sekali menampung pisang bermodal Rp 30 juta per bulan," katanya.

Menurut Jamhuri, pedagang pisang di Lebak menjual aneka pisang di antaranya pisang ambon, nangka, muli, emas, ketan, raja sereh, raja siam, galek, kepok, dan lainnya. Harga jual pisang bervariasi antara Rp 50 ribu sampai Rp 130 ribu per tandan. Jika dijual per sisir harganya antara Rp 10 ribu sampai Rp 25 ribu.

"Kami sudah 35 tahun berjualan pisang hingga kini masih bertahan, " katanya menjelaskan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengatakan pemerintah daerah mendorong petani terus memperluas tanaman pisang karena permintaan pasar cukup tinggi. Selama ini, pisang menjadi andalan ekonomi petani sebab pisang Lebak dipasok ke wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi hingga ratusan ton per hari menggunakan truk dan colt.

"Kami setiap tahunnya memberikan benih pisang lokal kepada petani untuk meningkatkan mutu dan kualitas," terang Rahmat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement