Jumat 09 Jul 2021 19:05 WIB

Menkes Sebut Dua Ciri Utama Daerah 'Terkepung' Varian Delta

Tingkat keparahan terpapar varian Delta juga bisa menjadi lebih cepat.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mas Alamil Huda
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin
Foto: BPMI
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah akan mulai menggunakan CT Value dari tes PCR pasien positif Covid-19 untuk memetakan daerah mana saja yang berpotensi terpapar varian Delta. Dengan demikian, pemerintah mampu melakukan antisipasi penyebaran kasus di wilayah di luar Pulau Jawa.

Ia menjelaskan, varian Delta memiliki dua ciri utama. Yakni memiliki CT Value yang lebih rendah serta memiliki masa aktif yang lebih cepat sehingga masa kesembuhan pasien yang terpapar juga lebih cepat. Namun tingkat keparahannya juga bisa menjadi lebih cepat. Kondisi ini menyebabkan intervensi perawatan di rumah sakit juga akan menjadi berbeda.

Menurut Menkes, penggunaan CT Value di suatu daerah akan lebih cepat membantu pemetaan penyebaran varian Delta, daripada melakukan genome sequencing yang cukup lama. 

“Sehingga dengan menggunakan komparasi seperti ini, kita bisa menduga bahwa daerah-daerah yang rata-rata CT minimalnya rendah itu kemungkinan sudah dimasuki Delta. Sehingga kita bisa melakukan persiapan-persiapan yang lebih baik dalam rangka mengantisipasi penyebaran Delta yang memang lebih cepat. Tidak lebih mematikan Delta ini, tapi penularannya lebih cepat,” jelas Budi dalam konferensi pers Penerapan PPKM Darurat di Luar Jawa Bali, Jumat (9/7).

Nantinya, CT Value dari tiap tes PCR pasien positif Covid-19 akan dimasukkan ke dalam sistem Kementerian Kesehatan. Sehingga pemerintah dapat melakukan antisipasi daerah mana saja yang memiliki potensi penyebaran varian Delta.

“Di bulan Desember, contohnya di Sumatra Barat 38,7 persen dari orang yang terkena, CT nya di bawah 20. Sekarang Sumatra Barat 63,6 persen di atasnya itu CT-nya di bawah 20. Kalau kita bandingkan dengan Jakarta, Kudus, Bangkalan yang memang Delta-nya sudah dominan 81,2 persen, CT-nya di bawah 20,” jelas dia.

Budi menjelaskan, nilai CT Value yang rendah menunjukan kemungkinan terjadi penyebaran varian Delta di suatu daerah. Untuk mengantisipasi penyebaran varian ini, diperlukan testing yang lebih agresif.

Karena itu, ia meminta masyarakat masyarakat agar tak khawatir jika kasus konfirmasi mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan upaya testing. Dengan demikian, pemerintah bisa melakukan antisipasi penanganan yang lebih baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement