Senin 05 Jul 2021 17:51 WIB

Mencontoh India, Testing di RI Digenjot: Apakah Daerah Siap?

Selama PPKM Darurat, pemerintah pusat menargetkan testing 400 ribu orang per hari.

Petugas kesehatan dari Puskesmas Cikole mengambil sampel lendir dari seorang anak saat kegiatan rapid test antigen di halaman Kantor Kepala Desa Cibogo, Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (8/6).
Foto: Republika/Abdan Syakura
Petugas kesehatan dari Puskesmas Cikole mengambil sampel lendir dari seorang anak saat kegiatan rapid test antigen di halaman Kantor Kepala Desa Cibogo, Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (8/6).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Inas Widyanuratikah, Eva Rianti, Antara

Selama pemberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, pemerintah menargetkan kapasitas testing menjadi 400 ribu pemeriksaan orang per hari dari rata-rata sebelumnya hanya 100 ribu orang per hari. Peningkatan kapasitas testing seiring dengan pelonjakan kasus positif Covid-19 saat ini, yang terus mencetak rekor baru jumlah kasus harian.

Baca Juga

"Kan (testing dan tracing) harus mencapai 1/1.000 (penduduk per pekan) atau 15 kali dari kasus positif. Jadi kita bisa menurunkan laju penularan yang saat ini terjadi sangat tinggi," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, dihubungi Republika, Ahad (4/6).

Menurut Nadia, kapasitas testing perlu ditingkatkan sampai rata-rata kasus positif menjadi di bawah 5 persen. Testing ditingkatkan untuk suspek, yakni mereka yang memiliki gejala Covid-19 dan pernah melakukan kontak erat dengan pasien positif.

Saat ini, Kemenkes terus melakukan sinergi dengan pemda untuk meningkatkan jumlah testing. Nadia mengatakan, sinergi juga dilakukan bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

"Ini dicapai dalam target PPKM darurat, dan ini harus dilakukan oleh bersama dengan pemda," kata dia lagi.

Untuk mencapai target tersebut, setiap kabupaten/kota telah ditetapkan target harian yang harus dikejar. Adapun beberapa targetnya, yakni untuk DKI Jakarta 120 ribu orang dites per hari, DI Yogyakarta 10 ribu dites per hari.

Jawa Tengah ditargetkan dapat dilakukan tes 80 ribu orang per hari. Jawa Barat 100 ribu orang per hari, Bali 5.000 orang per hari, Banten 25 ribu orang per hari, dan Jawa Timur 70 ribu orang per hari.

Terkait keperluan pelacakan, pemerintah daerah boleh menggunakan pemeriksaan tes swab PCR ataupun RDT antigen. RDT antigen diutamakan bagi daerah dengan alat diagnosisnya terbatas, sehingga hasilnya bisa diketahui lebih cepat dan tes dapat dilakukan secara masif sehingga dapat mempercepat tracing.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin hari ini menyatakan, sejak varian Delta menular di Indonesia, angka positivity rate secara nasional terus naik. Kemenkes pun, kata Budi, akan mengintensifkan testing dan tracing di daerah dengan positivity rate di atas 25 persen.

"Sejak varian Delta ini masuk, ini cepat sekali menularnya. Sehingga testing-nya kita di berapa provinsi ditingkatkan," kata Budi saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI secara virtual yang dipantau dari Jakarta, Senin (5/7).

 

 

 

Menurut Budi, selama PPKM Darurat, Kemenkes akan memantau laporan dari tiap kabupaten/kota terkait persentase jumlah kasus positif sebagai gambaran dari laju penularan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

"Kalau positivity rate-nya di atas 25 persen, targetnya (pelacakan kasus) bukan 1 per 1.000 kasus per pekan, tapi 15 per 1.000 kasus per pekan, demikian juga yang selanjutnya," katanya.

Metode pelacakan secara agresif, menurut Budi, dipelajari pemerintah dari situasi India mengenai kemampuan testing Covid-19. Budi mengatakan lonjakan kasus yang saat ini terjadi di sejumlah daerah, karena mobilitas masyarakat yang tidak terkontrol.

"Jadi kenaikan ini terjadi karena pergerakan masyarakat sulit diminta agar disiplin," ujarnya.

Menurut Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19 Hery Trianto, peningkatan kapasitas testing dan tracing menjadi 400 ribu per hari akan dilakukan secepat mungkin sehingga peta penularan dapat diketahui secara tepat. Kendati demikian, Hery enggan mengungkapkan secara perinci target pelaksanaan peningkatan upaya testing dan tracing tersebut.

“Akan dilakukan secepat mungkin guna mengetahui secara lebih presisi peta penularan,” kata Hery saat dihubungi, Ahad (4/7).

Untuk meningkatkan upaya testing dan tracing ini, pemerintah juga akan meningkatkan jumlah laboratorium yang dibutuhkan. Namun, Hery juga tak menjawab secara perinci berapa banyak jumlah laboratorium yang akan ditambah untuk mendukung peningkatan upaya testing dan tracing ini.

“Iya tentu saja penambahan terus dilakukan, juga operatornya agar tidak terjadi penumpukan sampel,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement