Jumat 02 Jul 2021 08:12 WIB

Balita Dominasi Kematian Anak di Lima Provinsi Pulau Jawa

Satgas mencatat ada sekitar 30-50 persen balita meninggal dari total kematian anak.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: A.Syalaby Ichsan
Dalam upaya mewujudkan keseimbangan gizi bagi warga, Rumah Zakat memberikan makanan tambahan kepada ibu hamil, balita dan anak sekolah di Pamoyanan khususnya yang ada dibawah pelayanan Posyandu Melati RW 12 Pamoyanan, Kota Bogor, Jawa Barat. Elan Jaelani, Relawan Rumah Zakat mengatakan program pemberian makanan tambahan (PMT) kali ini berupa pemberian paket Nasi Bento Anak yang terkenal dengan kandungan gizinya yang tinggi dan alami serta protein tinggi.
Foto: istimewa
Dalam upaya mewujudkan keseimbangan gizi bagi warga, Rumah Zakat memberikan makanan tambahan kepada ibu hamil, balita dan anak sekolah di Pamoyanan khususnya yang ada dibawah pelayanan Posyandu Melati RW 12 Pamoyanan, Kota Bogor, Jawa Barat. Elan Jaelani, Relawan Rumah Zakat mengatakan program pemberian makanan tambahan (PMT) kali ini berupa pemberian paket Nasi Bento Anak yang terkenal dengan kandungan gizinya yang tinggi dan alami serta protein tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, kasus kematian yang terjadi pada kelompok anak didominasi oleh balita di hampir lima provinsi di Pulau Jawa yang menjadi kontributor tertinggi angka kasus kematian. Satgas mencatat, terdapat sekitar 30-50 persen balita meninggal dari total kematian anak.

Pada puncak pandemi Covid-19 kedua di Indonesia ini, lima provinsi di Pulau Jawa tercatat menyumbang tertinggi kasus kematian, yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

“Untuk itu, dimohon kepada seluruh pemerintah provinsi untuk melihat lebih dalam pada kematian akibat Covid-19 dengan memastikan data kematian menjadi salah satu yang harus dipantau secara berkala. Khusus pada lima provinsi ini, kenaikan kematian yang tinggi ini harus segera dimitigasi dengan tindakan-tindakan konkret,” ujar Wiku dalam paparannya.

Dia menjelaskan, angka kasus kematian pada lansia yang terkena Covid-19 di lima provinsi tersebut mencapai sekitar 5-19 persen. Hal ini menjadikan kelompok usia lansia menjadi kelompok dengan persentase kematian yang paling tinggi.

Menurut Wiku, hal ini disebabkan karena tingginya komorbid pada lansia serta imunitas yang semakin menurun seiring bertambahnya usia. Satgas pun meminta pemerintah daerah agar memastikan rumah sakit rujukan Covid-19 memadai. Jika diperlukan, tambahnya, agar segera melakukan konversi tempat tidur.

“Pemerintah daerah harus meningkatkan tracing, utamanya pada pasien lansia dan dengan kondisi komorbid, agar penanganan dapat dilakukan sedini mungkin,” kata Wiku.

Selain itu, ia mengimbau agar semua pihak membatasi aktivitas lansia dan anak-anak, khususnya balita, juga kelompok rentan lainnya di ruang publik. Wiku mengingatkan agar mengajarkan anak sedini mungkin pentingnya mencuci tangan dan tak menyentuh area kotor.

“Jangan membawa anak-anak ke luar rumah, terutama ke tempat-tempat umum yang berpotensi menjadi sumber penularan karena tentunya kita ingin melindungi orang-orang tercinta kita dari ancaman virus Covid-19,” kata Wiku.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement