REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia yang masih cukup tinggi membuat masyarakat semakin memperhatikan kesehatan dan asupan nutrisi tambahan untuk menjaga daya tahan tubuh, salah satunya dengan mengkomsusi madu. Namun, masyarakat pun masih sulit untuk membedakan kemurnian dan keaslian madu, terlebih dengan adanya isu peredaran madu palsu yang dijual bebas di pasaran.
Menanggapi hal tersebut, Madurasa, sebagai salah satu produsen madu yang berstandar internasional di Indonesia, turut membantu mengedukasi masyarakat mengenai keaslian madu melalui kegiatan bertema Madurasa Bee Farm Tour.
Kegiatan Bee Farm Tour ini dilakukan pada bulan April di salah satu peternakan lebah binaan Madurasa yang berlokasi di Sragen, dan pabrik Madurasa di Wonogiri, Jawa Tengah. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dihadiri oleh Youtuber dan Selebgram. Liputan Bee Farm Tour ini juga disebarluaskan melalui berbagai media sosial.
Pada rangkaian kegiatannya, kedua influencer berkesempatan langsung melakukan panen madu murni dan mencicipi honeycomb langsung di peternakan lebah binaan Madurasa.
Setelahnya, madu murni yang telah dipanen dibawa ke pabrik Madurasa untuk diproses dan dikemas dengan teknologi canggih berstandar internasional, tanpa mengubah kualitas dan kemurnian madunya.
Madurasa juga mengedukasi masyarakat mengenai karakteristik madu yang bagus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) berikut cara mudah untuk membedakan antara madu asli atau palsu.
Bambang Priyambodo, selaku General Manager Manufacturing Madurasa mengatakan, kualitas madu murni haruslah sesuai dengan SNI. Madurasa sudah meraih gelar Top Brand sejak 2009 dan memiliki sertifikat Halal dari MUI, ISO Internasional 9001 (Manajemen Mutu) dan 22000 (Keamanan Pangan), serta telah menerapkan GMP & CPPOB.
"Madurasa juga menerapkan low temperature processing sehingga warna, rasa, kualitas dan kemurnian madunya tetap terjaga," kata Bambang dalam rilisnya, Kamis (1/7).