Jumat 02 Jul 2021 00:28 WIB

Kala Nakes Curi-curi Tidur di Tengah 'Gempuran' Pasien Covid

Pasien Covid yang terus berdatangan tanpa henti membuat tenaga kesehatan kelelahan.

Tenaga kesehatan (ilustrasi)
Foto:

Gigih menceritakan, pasien yang datang ke RSUD Gambiran pun dalam kondisi beragam, mulai dari yang bergejala ringan hingga berat. Ia mengungkapkan, sebagian besar dari mereka memiliki gejala batuk, kehilangan indra penciuman, hingga sesak nafas dengan saturasi oksigen yang rendah. 

Saturasi oksigen atau kadar oksigen para pasien juga beragam. Namun, dalam kurun waktu akhir-akhir ini, saturasi pasien dalam kondisi tidak bagus, di bawah 90 dengan frekuensi nafas lebih dari 30.

Ia mengatakan, bukan tanpa beban menghadapi pasien dengan gejala seperti itu. Sebagai tenaga medis, sudah menjadi tugasnya agar pasien yang datang dirawat dengan baik bahkan bisa selamat. Jika mendapati pasien dengan kondisi tidak bagus, yang bisa dilakukan oleh tenaga medis adalah berusaha saling menguatkan.

Gempuran pasien Covid-19, membuat para tenaga medis pun akhirnya kelelahan, dan tak ayal membuat stamina mereka drop. Bila sudah begini, yang dilakukan tenaga medis adalah saling memberi kesempatan rekannya untuk beristirahat jika benar-benar tak mampu lagi bekerja.

Ya, tubuh memang harus istirahat jika rasa capai tak tertahankan. Hanya dengan istirahat stamina akan kembali pulih. Menjadi tenaga medis memang harus bisa menjaga diri dan orang lain. 

Dalam merawat pasien Covid-19 terdapat standar operasional prosedur (SOP) yang cukup ketat. Mereka harus mengenakan alat perlindungan diri (APD) berlapis. Hal ini saja sudah membuat stamina terkuras, karena tubuh gerah dan berkeringat. 

Selain itu, untuk mencegah penularan virus kepada orang lain, pasien yang datang dan diisolasi juga tidak boleh ditemani anggota keluarga, sehingga seluruh kebutuhan pasien dilayani oleh tenaga medis seperti menyuapi makan hingga membersihkan diri. Jika Lelah dan mengantuk tak lagi bisa ditahan, para tenaga medis tersebut sering mencuri kesempatan untuk tidur di mana saja, mulai di meja bahkan hingga bersembunyi di dalam lemari besar IGD.

"Di IGD ada lemari besar, kami sembunyi di dalam. Curi-curi waktu untuk duduk atau sekedar bersandar. Kadang tak terasa sampai tertidur sebentar. Lelah, kami sangat lelah," ujar Gigih.

Di tengah tekanan fisik dan psikis yang sangat besar, tak jarang mereka masih menghadapi permintaan keluarga pasien yang bertentangan dengan aturan. Juga tudingan 'sengaja dicovidkan' dari keluarga pasien yang membuat semangat mereka turun.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement