Kamis 01 Jul 2021 13:00 WIB

256 Nakes di Dinkes Kota Bekasi Terpapar Covid-19

Bekasi kerja sama organisasi profesi penuhi kekurangan nakes.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Indira Rezkisari
Tenda-tenda milik BNPB mulai didirikan di depan IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi. Setidaknya 50 nakes RSUD Chasbullah Abdulmadjid terpapar Covid-19.
Foto: dok. Istimewa
Tenda-tenda milik BNPB mulai didirikan di depan IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi. Setidaknya 50 nakes RSUD Chasbullah Abdulmadjid terpapar Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Tenaga kesehatan di lingkup Dinas Kesehatan Kota Bekasi yang terpapar Covid-19 mencapai 256 orang. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati. Jumlah tersebut belum meliputi tenaga kesehatan yang ada di seluruh Kota Bekasi.

"Secara kumulatif di lingkup dinkes di seluruh layanan. Ada 256 yang terpapar. Tapi dinkes saja ya," kata Tanti, kepada wartawan, Kamis (1/7).

Baca Juga

Dengan banyaknya nakes yang terpapar ini, maka jumlah tenaga penanganan kesehatan semakin menipis. Salah satu antisipasi yang dilakukan oleh Dinkes Kota Bekasi adalah bekerja sama dengan organisasi profesi.

"Kami bekerja sama dengan profesi. Organisasi profesi kita gandeng. Semua yang terkait kita gandeng," ujar dia.

Jumlah nakes di RSUD Chasbullah Abdulmadjid, yang terpapar Covid-19 ada 50 orang. "Sampai saat ini yang terpapar di atas 50 di RSUD. Kalau dinkes se-kota," terang Direktur Utama RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi, dr Kusnanto, Kamis (1/7).

Untuk menyeimbangkan jumlah pasien yang ada dengan tenaga medis yang tersedia, pihaknya telah menambah jumlah tenaga kesehatan sebanyak 40 perawat dan 10 dokter. "Kita minta tenaga relawan. 40 perawat 10 dokter dan lain lain," ungkapnya.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Kota Bekasi, dr Eko Nugroho, mengatakan, setidaknya 10 sampai 15 persen tenaga kesehatan (nakes) yang bekerja di rumah sakit swasta Kota Bekasi terpapar Covid-19. Hal tersebut diutarakannya Ahad (27/6).

“Jumat kemarin kami koordinasi, tercatat rata-rata di RS, nakes terpapar 10-15 persen dari total karyawan yang ada,” terang Eko saat dihubungi Republika.

Eko belum dapat merinci berapa jumlah pastinya, sebab karyawan rumah sakit jumlahnya berbeda-beda. “Masing-masing RS berbeda,” ungkapnya.

Saat ini ada 39 RS swasta di Kota Bekasi yang menjadi rujukan Covid-19. Eko menyebut jumlah itu mewakili semua RS swasta anggota ARSSI. Hanya rumah sakit ibu dan anak saja yang tidak menjadi rujukan.

“Semua RS swasta anggota ARSSI Kota Bekasi kecuali tipe RS Ibu dan Anak menjadi rujukan, jumlahnya ada 39 RS,” tutur dia.

Dengan adanya nakes yang terpapar ini, membuat situasi RS tak dapat menambah Unit Gawat Darurat (UGD). “Mempertimbangkan nakes yang juga berkurang karena terpapar Covid, sepertinya strategi menambah daya tampung di UGD belum dapat dilakukan,” kata Eko.

Sementara itu, Eko mengatakan, untuk saat ini RS swasta belum dapat menambah lowongan nakes baru. Kendati, masih kata dia, ada beberapa rumah sakit yang melakukan rekrutmen tenaga tambahan.

“Kita hanya mengalokasikan tenaga yang ada. Tapi ada beberapa rumah sakit berupaya untuk merekrut yang baru,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement