REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya buka suara terkait kritik pedas yang disampaikan BEM Universitas Indonesia (UI) lewat poster yang diunggah di media sosial. Secara umum, Jokowi tidak mempermasalahkannya. Menurutnya, para mahasiswa justru sedang belajar mengekspresikan pendapat.
Namun, ada yang menarik dari pernyataan Jokowi sore ini di Istana Merdeka. Ia justru 'curhat' mengenai berbagai macam julukan yang pernah disematkan kepada dirinya. Julukan ini tentu saja berkonotasi negatif sebagai bentuk kritik dari masyarakat kepada dirinya.
"Dulu ada yang bilang saya ini klemar-klemer, ada yang bilang juga saya itu plonga-plongo, kemudian ganti lagi ada yang bilang saya ini otoriter. Kemudian, ada juga yang ngomong saya ini bebek lumpuh, dan baru-baru ini ada yang ngomong saya ini bapak bipang," kata Presiden Jokowi, Selasa (28/6).
Sementara, julukan terbaru yang disematkan BEM UI kepada Jokowi adalah 'The King of Lip Service'. Julukan ini dilontarkan karena Jokowi dianggap terlalu sering mengumbar janji dengan realisasi yang meleset.
"Ya, saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa dan ini negara demokrasi. Jadi, kritik ya boleh-boleh saja. Dan, universitas tidak perlu menghalangi mahasiswa untuk berekspresi," kata Jokowi.
Hanya saja, Jokowi menambahkan, masyarakat Indonesia memiliki tata krama dan budaya sopan santun yang juga perlu dijunjung dalam menyampaikan pendapat atau kritik. Presiden juga menekankan bahwa saat ini pemerintah memang lebih fokus pada pengendalian pandemi Covid-19.